SOLO,MENARA62.COM – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menggelar pelatihan jurnalistik video dan tulis di Pesantren Mahasiswa (Pesma) KH Mas Mansur, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Ketua MPI PWM Jateng Rustam Aji menjelaskan pelatihan tersebut merupakan rangkaian Pesantren Digital Ramadan bertema “Transformasi Dakwah Digital: Menguatkan Narasi Islam Berkemajuan Melalui Jurnalisme Berkualitas”.
Sebanyak 70 peserta yang hadir merupakan anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jateng, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dan organisasi otonom Muhammadiyah.
“Tujuannya untuk memastikan tim media PWM Jateng memahami jurnalistik sampai ke ranah praktik,” kata Rustam, Sabtu (22/3/2025).
Adapun dua pemateri pelatihan, yakni Produser Eksekutif TVMu Arina Nurrohmah dan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah Anas Syahirul Alim.
Arina memaparkan jurnalistik audio visual dan tantangan industri televisi saat ini. Perkembangan teknologi, kata dia, menuntut seorang jurnalis video untuk mampu multitasking. Selain merekam peristiwa, jurnalis video harus mampu menyunting video, hingga menulis naskah.
“Semakin multitasking, semakin dibutuhkan perusahaan,” beber Arina.
Arina juga memaparkan tantangan industri televisi saat ini. Media sosial kini telah menjadi pesaing televisi. Tidak heran jika media pemberitaan berbondong-bondong memaksimalkan media sosial untuk menyebarkan kabar aktual.
“Mereka (media) sadar kalau penontonnya banyak di media sosial. Bukan lagi di televisi,” jelasnya.
Sementara Anas, yang mengisi sesi kedua, memaparkan materi jurnalistik tulis. Tajuk yang ia bawakan adalah “Menulis Itu Gampang”.
Anas menekankan pentingnya menggunakan sumber informasi yang kredibel. Jurnalis harus berhati-hati saat mengutip fakta yang beredar di media sosial.
“Harus cek dulu kebenarannya,” kata dia.
Namun, Anas menyebut jurnalis tetap diperbolehkan mengambil data dari media sosial jika sumbernya kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contohnya saat menyusun berita bencana gempa, maka sumber informasinya bisa diambil dari postingan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di media sosial.
Jurnalis, Anas meneruskan, harus mampu menyusun berita secara baik yang menggugah minat pembaca.
“Kekuatan kita ada di storytelling-nya,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu peserta asal Kudus, Jawa Tengah, Shoma Noor Firda Inayah, mengaku terkesan dengan materi yang disampaikan Arina dan Anas. Perempuan yang berprofesi sebagai wartawan di PDM Kudus ini memandang MPI PWM Jateng peduli terhadap literasi kader Muhammadiyah.
“Semoga ada keberlanjutan. PDM dan PWM saling berkolaborasi untuk memproduksi berita untuk TVMu dan bisa eksis di kancah nasional,” tandas Shoma. (*)