32.9 C
Jakarta

Hadiri Dies Natalis UI, Presiden Dapat Hadiah Kartu Kuning Dari Mahasiswa

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Berkunjung ke UI untuk menyampaikan pidato ilmiah dalam rangka Dies Natalis UI ke-68, Presiden Jokowi mendapatkan buku kuning. Buku kuning tersebut diacungkan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Zaadit Taqwa.

Pengacungan buku kuning dilakukan Zaadit menyerupai gaya wasit. Seolah buku kuning mewakili simbol kartu kuning sebagai simbol peringatan.

Aksi tersebut terekam di video yang menyebar di media sosial. Seorang anggota Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) terlihat berupaya menggiring Zaadit keluar tempat acara, karena Zaadit diminta duduk tetap saja berdiri sambil mengacungkan buku kuning. Zaadit merupakan mahasiswa aktif dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Dalam video, Zaadit yang mengenakan batik merah, tampak berdiri seorang diri, ketika Jokowi baru saja menyelesaikan pidatonya. Saat Jokowi menyalami Rektor UI Muhammad Anis, Zaadit tetap berdiri.

Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran, jika Presiden Jokowi mendapatkan kartu kuning. Ini adalah simbol peringatan terhadap Presiden terkait banyaknya masalah bangsa yang belum terselesaikan.

Kartu kuning tersebut juga sebagai bentuk peringatan pada upaya Jokowi yang ingin mengembalikan Dwifungsi TNI-POLRI. Selain itu kasus gizi buruk di kabupaten Asmat serta adanya kegagalan swasembada pangan.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP di Jakarta, Jumat (2/2),  menyatakan Presiden Jokowi  tidak mempersoalkan aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang mengacungkan kartu kuning.

Menurut Johan, dari penjelasan yang ia peroleh, buku kuning itu adalah buku lagu-lagu yang dinyanyikan saat acara Dies Natalis tersebut. Tapi akibat aksi tersebut, agenda Presiden bertemu BEM UI terpaksa dibatalkan.

Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti menyatakan bahwa sikap Zaadit itu adalah aspirasi mahasiswa dan bukan sikap UI.

“Dapat kami sampaikan, aksi tersebut adalah murni aspirasi pribadi mahasiswa yang bersangkutan. Ke depan, kami berharap setiap sivitas academica UI diperkenankan menyampaikan pendapatnya namun tetap menghormati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama,” kata Rifelly.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!