JAKARTA, MENARA62.COM – Universitas Krisnadwipayana (Unkris) bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Kuliah Umum Kewirausahaan bertema ‘Peran Penting Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan’ yang dilaksanakan secara daring, Rabu (4/8/2021). Kuliah yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan tersebut dibuka resmi oleh Menpora Zainudin Amali. Turut hadir Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CIQaR, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Dr. Asrorun Ni’am, para wakil rektor dan dekan serta dosen.
Kuliah umum menghadirkan Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris Dr. Susetya Herawati ST. M.Si sebagai narasumber.
Dalam sambutannya Menpora Zainudin Amali mengatakan kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa menjadi hal penting yang terus didorong oleh pemerintah. Bahkan program ini menjadi satu dari lima program prioritas Kemenpora untuk kurun tahun 2020-2024.
“Saya berterimakasih kepada Rektor Unkris dan jajarannya yang telah berkenan bekerjasama dengan Kemenpora dalam rangka mendorong tumbuhnya minta kewirausahaan dikalangan pemuda terutama mahasiswa,” kata Menpora.
Menurut Menpora, menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan pemuda khususnya mahasiswa di perguruan tinggi sangatlah penting. Sebab, kalau hanya mengandalkan pengetahuan secara akademik, maka di luar sana, ada banyak lulusan perguruan tinggi lain yang juga memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sama.
“Karena itu untuk menjadi unggul, mahasiswa Unkris harus memiliki perbedaan. Apa yang membedakan lulusan Unkris dengan lulusan perguruan tinggi lain? Salah satunya adalah bekal pengetahuan tentang kewirausahaan ini,” lanjut Menpora.
Menpora mengingatkan bahwa pemuda dan mahasiswa harus bisa menjadi faktor yang menyelesaikan problem-problem di tengah masyarakat bukan malah menjadi penyebab yang menimbulkan masalah. Terlebih di tengah pandemi, banyak tenaga kerja yang harus berhenti bekerja akibat adanya PHK.
“Kerjasama antara Kemenpora dan Unkris ini adalah untuk mengantisipasi itu. Jangan sampai lulusan Unkris begitu lulus, malah mencari pekejaan kesana kemari, karena tidak ada kemampuan sedikitpun tentang kewirausahaan, yang akhirnya menjadi job seeker yakni para pencari kerja dan bukan job creator akibat tidak bisa mandiri apalagi bersaing,” katanya.
Menpora Amali mengajak para mahasiswa, khususnya peserta kuliah kewirausahaan pemuda ini untuk mempersiapkan diri dengan kreatifitas dan inovasi serta kemandirian. Mereka yang serius, selanjutnya akan dipandu dan difasilitasi oleh Kemenpora.
“Anda mempersiapkan kira-kira apa mau dilakukan, usaha apa sembari anda tetap melakuka tugas utamanya menyelesaikan perkuliahan. Banyak, asal mau kreatif, asal punya inovasi pasti banyak, dan terbuka lebar,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Dr. Asrorun Ni’am mengatakan Indonesia akan segera memasuki masa bonus demografi. Saat terjadi masa bonus demografi, peran pemuda akan sangat penting dan mendominasi. “Pemuda dengan usia yang muda, fisik yang kuat, inovatif dan kreatif, akan dapat menjelma menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa,” katanya.
Menurut Asrorun Ni’am, pada hakekatnya jiwa kewirausahaan itu merupakan sesuai yang alami, yang bersemayam pada setiap diri kaum muda. Potensi itu selalu ada, dengan bakat, minat dan keunikan yang berbeda. Tetapi tidak semua potensi bisa ditemukenali oleh masing-masing mahasiswa.
“Itu mengapa pentingnya kegiatan seperti ini, agar mahasiswa dapat menemukenali potensi yang dimiliki,” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa kolaborasi, sinergi dan jejaring semangat kewirausahaan pemuda, dapat menumbuhkan ekosistem kewirausahaan sehingga menjadi semangat kolektif dan bukan individual. “Maju bersama dan bukan sendiri-sendiri. Ini butuh komitmen, butuh sinergi dan kolaborasi,” tukasnya.
Sementara itu Rektor Unkris, Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CIQaR mengatakan pada era disrupsi ini, banyak aktivitas manusia yang bisa digantikan oleh mesin. Tetapi kreativitas dan inovasi adalah hal yang berbeda. “Semaju apapun teknologi, kreativitas dan daya inovasi tidak akan bisa tergantikan,” tukasnya.
Rektor mengatakan untuk menumbuhkan daya kreativitas dan inovasi, ada 4 hal yang dapat menjadi pegangan para mahasiswa. Pertama adalah bahwa pemuda atau mahasiswa harus peka terhadap lingkungan sekitarnya. Kepekaan ini akan melahirkan kreativitas, dan jika didukung inovasi maka akan menjadikan mahasiswa sebagai seorang problem solving, mampu menemukan masalah dan solusinya.
“Mahasiswa Unkris misalnya, tahun lalu ada yang membuat aplikasi bank sampah dan database kawasan kumuh Kota Bekasi. Ia peka membaca kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Kedua adalah ketekunan, sabar dan ulet. Menurut Rektor, mahasiswa harus mampu memenej diri sendiri, mau belajar dan ulet untuk menekuni atau menjalani suatu pekerjaan. Lalu ketiga adalah kerjasama karena manusia dikodratkan sebagai mahluk social yang membutuhkan kerjasama atau kolaborasi.
Kemudian yang ke-empat adalah mahasiswa harus memahami teknologi. Mahasiswa harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada, karena kita dituntut untuk adaptif dan cepat dalam menyelesaikan persoalan.
Hal senada juga disampaikan Ketua LPKK Unkris Dr. Susetya Herawati ST, M.Si. Dalam paparan materinya, Herawati mengatakan bahwa teknologi memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis era industry 4.0 dan 5.0. Tetapi secanggih apapun teknologi, keberadaannya tidak akan dapat menggantikan kreativitas yang dimiliki oleh setiap indivdiu.
“Peluang usaha amat banyak dan terbuka lebar. Kuncinya adalah apakah mahasiswa mau memulai atau tidak,” katanya.
Untuk mengomptimalkan kreativitas, menurut Herawati penting masing-masing dari kita untuk menggali potensi diri dan potensi tempat berpijak. Ia mencontohkan koloni lebah, bagaimana antar lebah memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki. Lebah penjaga tidak akan menjadi lebah pencari makan, lebah pembuang bangkai tidak akan menjadi lebah pencari air, dan sebagainya. Semua bergerak dan bekerja sesuai dengan potensi yang dimiliki.
“Sebaiknya sejak sekarang kita mengenali potensi diri jangan sibuk mencari potensi orang lain. Kalau mau melihat potensi orang lain, itu hanya sekedar untuk belajar,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut Herawati juga memberikan 6 langkah sukses membangun bisnis. Yakni mencari team yang memiliki nobble purpose, passion dan expertise yang saling melengkapi, memilih topic bisnis untuk menentukan target customer yang spesifik, mencari dan memilih permasalahan customer yang paling layak untuk membuat produk atau jasa, membuat indicator keberhasilan dalam setiap aktivitas dan meluncurkan produk di pasar yang tepat.