JAKARTA, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) gelar kegiatan Pekan Taaruf Mahasiswa Baru 2020 secara virtual, Senin (5/10/2020). Kegiatan yang diikuti lebih dari 4.000 mahasiswa baru UHAMKA tersebut menghadirkan pembicara Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Prof Abdul Mu’ti.
Dalam paparannya, Menko PMK mengatakan bahwa memilih UHAMKA sebagai tempat menempuh jenjang pendidikan tinggi merupakan keputusan yang tepat. UHAMKA adalah jalan benar dan lurus untuk meniti karier di masa depan bagi para mahasiswa, karena UHAMKA memiliki sosok panutan seorang ulama besar dengan pemikirannya yang luar biasa yakni Buya Hamka.
“Sosok Buya Hamka adalah role model yang tepat untuk kalian semua, generasi muda. Saya ingin dari kampus ini akan lahir Hamka-Hamka yang baru, Hamka-Hamka dengan visi misi masa depan yang cemerlang,” kata Muhadjir.
Tentunya Hamka baru dengan pemikiran dan karya yang jauh lebih hebat dibanding Buya Hamka yang kita kenal selama ini. Sebab generasi muda saat ini lahir pada zaman yang fasilitasnya sangat lengkap.
Lebih lanjut Muhadjir mengingatkan bahwa sejatinya mahasiswa sudah bukan lagi merupakan anak sekolahan (children of school), tetapi sudah masuk dalam kategori angkatan kerja. Karena usia mahasiswa baru pasti sudah di atas 18 tahun, dan itu merupakan usia angkatan kerja.
Tetapi karena memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi, maka mahasiswa harus menunda menjadi angkatan kerja. Konsekuensi menunda masuk ke dunia kerja ini atau opportunity costnya tentu sangat mahal. Minimal ada dua cost yang harus ditanggung yakni biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar semua kebutuhan selama kuliah dan nilai penghasilan yang terpaksa tertunda akibat belum bekerja.
“Maka ketika kalian sudah lulus dari UHAMKA harusnya kalian memiliki penghasilan yang lebih tinggi dibanding kalau kalian lulus sekolah menengah,” kata Menko PMK.
Karena itu, Muhadjir berharap agar mahasiswa UHAMKA memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. “Belajar dengan sungguh-sungguh, agar kelak kalian menjadi SDM yang unggul berkualitas,” tambah Muhadjir.
Menko PMK memaparkan, mahasiswa haru memiliki lima hal penting yang harus ditanamkan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang dikenal dengan 5C. Yakni Critical Thinking, Communication, Colaboration, Creative dan yang terakhir Caracter. Melalui 5C ini diharapkan akan lahir pemimpin – pemimpin yang handal di masa mendatang.
Kepada seluruh pimpinan, dosen dan mahasiswa senior UHAMKA, Muhadjir meminta agar menyambut kehadiran mahasiswa baru dengan baik, ramah dan menyenangkan. “Buatlah agar mahasiswa baru senang dan kerasan di UHAMKA. Buat mahasiswa baru menjadikan UHAMKA sebagai rumah kedua setelah rumah orangtua mereka,” jelas Muhadjir.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam kegiatan menyambut mahasiswa baru, tidak perlu ada kegiatan perploncoan. Mengenalkan lingkungan kampus dan model-model pendidikan tinggi tidak harus dengan kegiatan perploncoan yang tidak memberikan manfaat apa-apa.
“Hindari perploncoan, kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Tetapi sebaliknya, tebarlah kasih sayang,” tandas Muhadjir.
Sementara itu, Abdul Mu’ti dalam sambutannya mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi mahasiswa baru jauh lebih sulit dan kompleks di tengah kemajuan teknologi yang sedemikian pesat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang sudah sejak Maret 2020 melanda negeri Indonesia.
“Tidak ada alasan untuk tidak belajar. Covid-19 tidak boleh menjadi halangan untuk kita terus belajar. Justeru di tengah pandemi Covid-19 ini kita harus menggali potensi yang ada, memanfaatkan peluang yang ada,” kata Mu’ti.
Ia mencontohkan bagaimana sosok Buya Hamka yang menjadi ikon UHAMKA dalam berkarya. Sosok ulama besar tersebut mampu melahirkan buku Tafsir Al Azhar yang sangat mashur justeru saat Buya Hamka meringkuk di penjara tanpa memiliki kesalahan apa-apa.
Sosok Buya Hamka, lanjut Mu’ti tidak lantas meratapi nasib dan mengumpat saat pemerintah menjebloskan ke penjara. Tetapi malah sebaliknya, Buya Hamka mengambil kesempatan tersebut untuk mempelajari Al Qur’an dan menuliskan buku Tafsir Al Azhar.
“Buya Hamka adalah ciri orang kreatif dan produktif. Beliau bisa melahirkan karya besar pada situasi yang sulit. Ini luar biasa,” tukas Mu’ti.
Sementara itu Rektor UHAMKA Prof Gunawan Suryoputro mengatakan pekan taaruf mahasiswa baru UHAMKA 2020 digelar secara daring mengingat DKI Jakarta kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 2 di mana perkantoran dan tak terkecuali warga kampus yang ada di Jakarta harus tetap kerja dari rumah dan belajar dari rumah.
“Namun PSBB tidak lantas menghentikan kegiatan pengenalan kampus terhadap mahasiswa baru. Kita lakukan secara online untuk mengenalkan budaya kampus Islami di lingkungan UHAMKA,” kata Rektor.
UHAMKA lanjut Rektor memiliki visi yang sangat mulia yaitu menjadi universitas yang unggul. Bersyukur kini UHAMKA secara kelembagaan telah meraih akreditasi A.
“Alhamdulillah saat ini Uhamka sudah membuktikan dirinya menjadi kampus yang unggul dengan raihan akreditasi institusinya A. Namun demikian kami mohon doa agar kami bisa terus bergerak lebih unggul lagi, lebih baik lagi dalam mencapai yang terbaik, tidak hanya menjadi unggul institusinya tetapi juga terus melanjutkan keunggulan-keunggulan yang lain, yakni menjadi pusat keunggulan,” tutup Rektor.
Ikut hadir dalam kegiatan tersebut seluruh unsur pimpinan UHAMKA seperti Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Prodi dan lainnya.