30.2 C
Jakarta

Hadiri Pelantikan Pengurus APTISI Wilayah II-B Lampung, Nizam Dengarkan Keluhan Pengelola PTS

Baca Juga:

BANDAR LAMPUNG, MENARA62.COM – Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam menghadiri acara pelantikan pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah II-B Lampung untuk masa periode 2021-2025, di Hotel Novotel Bandar Lampung, Sabtu (22/1). Dalam acara pelantikan ini, secara aklamasi ditetapkan bahwa Firmansyah Y. Alfian resmi menjadi Ketua APTISI Wilayah II-B Lampung pada periode 2021-2025.

Dalam sambutannya Nizam berharap dengan dilantiknya pengurus APTISI Wilayah II-B Lampung yang baru diharapkan dapat membawa perubahan kualitas dan pelayanan perguruan tinggi, memiliki pemimpin yang senantiasa mendengarkan keluhan dan memberikan solusi, serta tetap menaati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Nizam menyatakan bahwa APTISI merupakan mitra pemerintah dalam menjaga mutu perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Untuk itu diharapkan APTISI dapat turut serta bergotong royong dalam menjawab tantangan pendidikan tinggi sekarang ini.

Pada kesempatan tersebut, Plt. Dirjen Diktiristek juga mendengarkan keluhan dan permasalahan yang terjadi di PTS. Adapun solusi yang dibahas untuk mengatasi permasalahan seperti peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK), mutu, dan daya saing dapat dilakukan melalui peningkatan alokasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sebesar 70% bagi PTS serta akselerasi pembukaan prodi, akreditasi prodi, dan penyatuan perguruan tinggi.

“Dengan demikian banyak perguruan tinggi berperan meningkatkan jumlah mahasiswa yang mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas dan relevan,” ungkap Nizam.

Ketua APTISI Pusat, Budi Djatmiko turut mengamini keputusan tersebut. Budi menceritakan bahwa pada masa sebelumnya, alokasi beasiswa bagi PTS hanya sekitar 3-15%. Hal ini tentu menjadi kendala bagi perguruan tinggi swasta dalam menyerap mahasiswa yang memerlukan akses ke pendidikan tinggi. Namun, tahun ini alokasi tersebut berhasil ditingkatkan menjadi 70%.

Selanjutnya, Nizam mengarahkan bahwa perguruan tinggi perlu membebaskan mahasiswa melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Melalui program ini, mahasiswa dan dosen akan belajar melalui case-based learning. Peran dosen juga berubah menjadi seperti mentor yang mendampingi mahasiswa menemukan semangat meraih masa depan dan tetap memberikan pengajaran ilmu-ilmu dasar.

“Harapannya terjadi transformasi di perguruan tinggi yang menciptakan perguruan tinggi dan lulusan yang agile, tangguh, dan mampu berlari kencang di tengah era globalisasi,” imbuhnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!