25.1 C
Jakarta

Haedar Nashir Tegaskan Sikap Muhammadiyah Hadapi Bencana Banjir di Tiga Provinsi

Baca Juga:

BANDA ACEH, MENARA62.COM — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan sikap resmi Muhammadiyah dalam menghadapi musibah bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta daerah terdampak lainnya. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai bentuk keprihatinan, seruan kemanusiaan, sekaligus panduan resmi persyarikatan dalam menyikapi bencana.

 

Haedar Nashir menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat di wilayah terdampak. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah, baik di dalam negeri maupun melalui Cabang Istimewa Muhammadiyah di luar negeri, merasakan penderitaan para korban sebagai duka bersama.

 

“Kami merasakan betul bahwa ini musibah yang sangat berat. Dengan sikap spiritualitas kita semua, apapun agamanya, kita bisa menghadapi musibah ini dengan tabah dan sabar, disertai ikhtiar serta kebersamaan,” ujar Haedar.

 

Lebih lanjut, Haedar mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk warga Muhammadiyah, untuk peduli dan berbagi terhadap sesama yang terdampak bencana. Kepedulian tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk bantuan, mulai dari bantuan pribadi, keluarga, komunitas, hingga organisasi.

 

“Marilah kita berbuat yang terbaik, membantu apapun yang bisa kita bantu. Baik dalam bentuk dana, kebutuhan sehari-hari, maupun dukungan jangka panjang untuk rehabilitasi pendidikan, sosial, dan kesehatan,” tegasnya.

 

Dalam menghadapi situasi darurat ini, Muhammadiyah telah mengkonsolidasikan gerakan kemanusiaan melalui berbagai unsur, di antaranya Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), LazisMu, dan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU). Seluruh potensi dikerahkan, mulai dari dana, tenaga, relawan, hingga tenaga medis untuk penanggulangan bencana tahap darurat maupun pascabencana.

 

“Kami mengerahkan seluruh yang kami miliki, termasuk para relawan dan dokter, untuk penanggulangan kedaruratan bencana dan proses panjang pascabencana,” imbuh Haedar.

 

Ia juga mengingatkan pentingnya persatuan dan fokus pada kemanusiaan di tengah munculnya berbagai pandangan dan opini publik terkait bencana. Menurutnya, perbedaan pendapat hendaknya tidak mengaburkan prioritas utama, yakni menolong para korban.

 

“Kami menghargai berbagai pandangan yang muncul, namun mohon disatukan untuk menanggulangi bencana. Derita saudara-saudara kita jauh lebih diutamakan saat ini,” katanya.

 

Menutup pernyataannya, Haedar Nashir menegaskan bahwa sikap resmi Muhammadiyah terkait musibah dan kebencanaan hanya disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia juga mengajak masyarakat yang belum dapat membantu secara langsung untuk setidaknya mengirimkan doa dan empati dengan penuh ketulusan.

 

Pernyataan ini menegaskan komitmen Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan yang konsisten hadir di garis depan dalam aksi kemanusiaan dan kebencanaan, demi meringankan beban masyarakat terdampak bencana di Indonesia. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!