SOLO, MENARA62.COM – Menyambut Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) yang diperingati setiap tanggal 9 Desember, keluarga besar SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta patut bersyukur karena meraih penghargaan dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Penghargaan kategori Apresiasi Praktik Baik Implementasi Pendidikan Antikorupsi (PAK) ini diberikan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Antikorupsi (PAK) KPK, di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).
Penyerahan penghargaan yang dilakukan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Wawan Wardiana, diterima Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Nursalam.
Atas prestasi tersebut, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menjadi satu-satunya SD di tanah air yang menerima penghargaan dari KPK RI pada Rakornas PAK 2023. Sedangkan untuk jenjang SMP diraih oleh SMP Negeri 2 Singaraja, Buleleng , Bali, dan jenjang SMA diraih oleh SMA Negeri 2 Kalianda, Lampung Selatan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Abdul Haris Alamsah, yang turut hadir mendampingi SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta saat menerima penghargaan merasa bangga dengan prestasi tersebut. “Selamat atas prestasi SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Prestasi ini sangat membanggakan dan menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya,” ungkapnya.
Nursalam, selaku kepala sekolah, tidak menyangka sekolahnya akan meraih penghargaan ini. Karena sebelumnya tidak ada informasi terkait penilaian tersebut. “Saat kami dihubungi pihak KPK bahwa masuk nominasi 10 besar sekolah dengan praktik baik pendidikan antikorupsi, sempat ragu karena merasa tidak ada perlombaan tersebut,” ujarnya.
Menurut informasi dari KPK, dasar penilaian berdasarkan unggahan pada platform jaga.id yang sudah diunggah sekitar setahun yang lalu. Setelah masuk nominasi, dilakukan wawancara mendalam dan penggalian data terkait program-program pendidikan antikorupsi di sekolah. Baru kemudian dinyatakan sebagai penerima apresiasi.
“Ada dua program sekolah yang menarik perhatian KPK, yaitu program bulan karakter dan sistem lost and found,” ungkap Nursalam.
Menurut Nursalam, melalui program bulan karakter, selama satu tahun ajaran, dibuat tema-tema sesuai karakter yang akan dibentuk dalam setiap bulannya.
Tema bulan karakter masih bersifat umum, sehingga diturunkan kembali menjadi tiga subtema. Dari tiap subtema tersebut disusun indikator karakter yang bersifat operasional dan terukur. Melalui indikator inilah setiap bulan akan dipilih tiga murid menjadi “Duta Karakter” berdasarkan subtema karakter untuk setiap kelas.
Sedangkan sistem lost and found diaplikasikan dalam etalase barang temuan. Setiap barang temuan disampaikan kepada guru/wali kelas/karyawan kemudian ditempatkan di “etalase khusus barang temuan”.
Selanjutnya tim humas akan menginformasikan melalui grup sekolah. Setiap wali kelas akan menyampaikan kepada seluruh siswa. Kemudian jika ada yang merasa kehilangan akan mengambil bersama wali kelas masing-masing.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas penghargaan ini dan menjadi pelecut semangat kami untuk terus mengimplementasikan pendidikan antikorupsi sejak dini,” pungkas Nursalam.(*)