JAKARTA, MENARA62.COM – Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC-BPPT) Riau tetap melaksanakan operasi modifikasi cuaca saat Hari Idul Fitri. Total volume air hujan tercatat sudah mencapai 33,8 juta m3.
“Hari ini tim TMC masih dilaksanakan satu sorti penerbangan di wilayah Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir. Lebaran hari pertama Minggu kemarin, melakukan satu sorti penerbangan penyemaian awan di wilayah Kab. Bengkalis, Siak dan Kep. Meranti, ujar Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) di Jakarta, dalam siaran persnya, Senin (25/5/2020).
Potensi awan saat ini, kata Tri Handoko Seto, harus tetap dioptimalkan melalui modifikasi cuaca untuk pembasahan lahan gambut.
“Kami pantau melalui radar secara near realtime setiap hari, sehingga diambil keputusan dilaksanakan penyemaian awan atau tidak, saat itu juga. Sehingga saat Hari Idul Fitri pun, kami tetap harus laksanakan operasi,” paparnya.
Operasi TMC pencegahan kebakaran hutan tahun ini dilaksanakan BBTMC-BPPT sejak 13 Mei 2020 atas inisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan BMKG, BNPB dan BRG (Badan Restorasi Gambut).
Hasil pantauan satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Missing) selama operasi TMC berjalan 13-23 Mei 2020, terpantau hujan merata di seluruh wilayah Prov Riau dengan curah hujan terbesar berada di Bengkalis, Siak, Dumai, Rohil dan Kep. Meranti sebesar 80-300 mm. Sedangkan wilayah Prov. Riau lainnya curah hujan pada kisaran 50-200 mm kecuali Rokan Hulu dengan curah hujan hanya sekitar 10- 120 mm.
“Hasilnya cukup baik guna pembahasan lahan gambut. Mudah-mudahan akan terus berlanjut, ujar Faisal Sunarto, Koordinator Lapangan BBTMC Posko TMC Riau.
Faisal Sunarto mengatakan, hingga Minggu (24 Mei 2020) total volume air hujan yang tercatat sudah mencapai 33,8 juta m3 dengan rata-rata curah hujan harian sekitar 7.6 mm. Sedangkan akumulai curah hujan aktual AWS/ARG dari BMKG mencatat angka 83.3 mm.
Jumlah NaCL yang dgunakan selama operasi berlangsung hingga 25 Mei sekitar 8,8 ton. Sedangkan sorti penyemaian yang telah dilaksanakan sebanyak 11 kali penerbangan.
Kepala Bagian Pelayanan Teknologi BBTMC Sutrisno mengatakan berdasarkan informasi HOTSPOT (MODIS dan SNPP dgn prob > 80%), jumah hotspot di wilayah Riau hingga 21 Mei terpantau nol titik. Sedangkan, untuk target pembasahan lahan dipantau berdasarkan data tinggi muka air lahan gambut (TMA Lahan Gambut).
“Trennya sebagian besar sudah menurun kendati masih dibawah nilai aman dari yang ditetapkan BRG,” ujarnya.
Sutrisno mengatakan, TMC Pencegahan Karhutla di Riau dijadwalkan selama 15 hari . Setelah Riau, TMC akan dilakukan untuk wilayah Sumatera Selatan sesuai arahan KLHK. Tujuannya sama untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Berdasarkan prediksi BMKG, musim panas tahun ini mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus. TMC Pencegahan Karhutla dilaksanakan terlebih dulu di Riau karena mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, telah menunjukkan pada level waspada.