JAKARTA, MENARA62.COM – Sebanyak 10 proposal film pendek memenangkan Kompetisi Produksi (Kompro) Film Tahun 2021. Dengan demikian, ke-10 proposal tersebut berhak memproduksi film dengan fasilitas penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru, Direktorat Jenderal Kebudayaan.
“Sepuluh proposal tersebut terpilih dari 352 proposal yang diterima panitia,” kata Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) Apresiasi 10 Proposal Film yang digelar secara virtual, Rabu (15/9).
Hasil dari produksi film tersebut nantinya akan ditayangkan pada kanal Indonesiana TV dan kanal-kanal lainnya milik Kemendikbudristek. Selain itu, kepada sepuluh proposal terpilih akan berkesempatan mengikuti festival film internasional. Mahendra berharap agar nantinya film yang terpilih dapat ditayangkan di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). “Ini kesempatan besar karena nggak sembarangan film yang bisa tampil dalam JAFF,” tuturnya.
Mahendra menjelaskan Kompetisi Produksi (Kompro) Film Tahun 2021 merupakan wadah yang ditujukan bagi para sineas untuk meningkatkan kreativitas dan semangat berkarya di masa pandemi Covid-19. Selain itu, kompetisi ini juga diselenggarakan untuk meningkatkan ketersediaan film pendek berkualitas yang mampu menanamkan pendidikan karakter, nilai budaya, dan kearifan lokal. “Kita memang sedang mengakumulasi produksi konten-konten yang akan tayang di dalam kanal Indonesiana TV,” imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan Ahmad Mahendra, Kompro Film tahun 2021 diselenggarakan untuk memperkuat ekosistem perfilman melalui kreasi dan produksi dengan mengusung tema “Dinamika Kebudayaan Indonesia” sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal melalui film pendek.
Bagi peserta Kompro Film yang belum terpilih, disampaikan Ahmad Mahendra, mereka akan mengikuti peningkatan kapasitas dalam bidang perfilman dengan mengikuti workshop yang dibuat oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru. “Nanti akan ada pengajar yang memberikan ilmu-ilmu perfilman sehingga peserta yang belum terpilih dapat meningkatkan kapasitasnya dan ikut Kompro Film lagi di tahun 2022,” jelasnya.
Ifa Ifansyah, tim kurator sekaligus Direktur Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) mendukung apa yang disampaikan oleh Ahmad Mahendra, bahwa film-film hasil kegiatan Kompro 2021 akan mendapatkan kesempatan khusus mengikuti proses seleksi pada ajang JAFF yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang. “Jika memang layak, kenapa tidak kita ikutkan dalam JAFF,” ujarnya dengan optimis.
Di sela-sela Ngobras, Ifa juga memberikan trik kepada para sineas dalam menyusun proposal yang baik, misalnya isi cerita lebih ditonjolkan, tidak membuat desain yang berlebihan, dan performa yang bagus saat mempresentasikan proposal tersebut. Ia juga berharap, dari sepuluh proposal yang terpilih dan dibuat film, nantinya dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak yaitu pembuat film, Kemendikbudristek, juri, dan kurator. “Semoga nanti semuanya bisa diuntungkan dari program yang dibuat dan sukses,” harapnya.
Gunawan Maryanto, Penulis yang menjadi juri dalam Kompro Film 2021 menjelaskan bahwa banyak peserta terjebak pada makna kebudayaan yang diartikan hanya seni dan adat istiadat. Menurutnya, makna kebudayaan sangat luas dan selalu dinamis. Dalam menyusun proposal, menurut Gunawan, yang paling dilihat adalah bagaimana para sineas mampu membaca situasi sesuai tema, yaitu dinamika kebudayaan Indonesia.
Kompro Film Pendek Tahun 2021 dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama yang dimulai pada bulan April sampai Agustus 2021, sedangkan tahap kedua berlangsung sejak awal September hingga November 2021. Pada tahap satu, terdapat 352 proposal film dari 29 provinsi seluruh Indonesia mengikuti seleksi dengan hasil 10 proposal yang terpilih.
Adapun 10 judul proposal yang terpilih adalah Ade: Ride To Nowhere, produksi Hore Production, Makassar; Culas, produksi Goodwork, Jakarta; Gang Permai 2, produksi Historia Kreator, Pontianak; Ibu Ora Sare, produksi Lab 162, Yogyakarta; Jiwo, produksi Catchlight Pictures Indonesia, Yogyakarta; Kabar Dari Kubur, produksi Kinovia X Childhood Gang, Tangerang; Membicarakan Kejujuran Diana, produksi Kembang Layar Indonesia , Jakarta; Pasukan Semut produksi Gertak Film, Pontianak; Radio Pakcik Mahmud produksi Zettamind Studios, Batam dan Rasa (H), produksi Kembang Gula, Solo.
Dalam kesempatan yang sama, melalui tayangan video, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengucapkan selamat kepada ke-10 proposal film terpilih. Ia berharap ajang Kompro Film ini dapat menjadi wadah bagi para sineas dan insan film Tanah Air untuk terus berkarya menghasilkan film-film yang baik dan bermutu.