33 C
Jakarta

Indonesia-Inggris Kerjasama Riset Bidang Penyakit Menular

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris memperkuat kerja sama dua negara dalam bidang penelitian penyakit menular. Untuk kerjasama tersebut Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui Newton Fund menyiapkan dana Rp 37 miliar untuk mendanai enam penelitian terbaik dalam bidang penyakit menular untuk jangka waktu tiga tahun.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan kolaborasi antar negara merupakan sebuah keniscayaan untuk mencapai Indonesia maju dan sejahtera. Kolaborasi antara peneliti Indonesia dengan peneliti Inggris perlu ditingkatkan agar riset di Indonesia dapat menghasilkan lebih banyak paten dan prototipe.

“Saya katakan tanpa kolaborasi tidak mungkin Indonesia akan maju. Kalau ingin maju, kita harus terbuka. Keterbukaan dan transparansi ini menjadi penting,” ungkap Menristekdikti saat konferensi pers peluncuran kerjasama riset penyakit menular Indonesia – Inggris melalui Program Newton Fund antara Medical Research Council (MRC) dan Kemenristekdikti, di Gedung D, Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (13/5).

Menteri Nasir mengungkapkan kinerja riset, publikasi dan paten Indonesia menunjukkan tren yang sangat menggembirakan. Namun demikian hal tersebut tidak cukup, hasil riset harus mampu dihilirisasi agar dapat memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat dan negara.

“Jumlah paten di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 2842, namun ini tidak cukup, hasil riset juga harus dapat dikomersialisasikan agar memiliki dampak ekonomi. Ini yang kita dorong. Saya meminta kepada Bapak Duta Besar agar kerjasama riset ini harus bisa diterapkan di dunia industri, agar memiliki dampak secara ekonomi,” ulasnya.

Lebih jauh, kata Nasir, terkait dengan kerjasama indonesia dan Inggris dalam bidang kesehatan, bertujuan menghasilkan terobosan dalam bidang penyakit menular (infectious diseases).

Hasil kolaborasi ini akan meningkatan ketahanan dan kesiapan Indonesia dalam menangani penyakit menular yang mematikan, termasuk melalui intervensi kebijakan maupun pengembangan teknologi farmasi dan inovasi alat medis. Indonesia memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap potensi penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, malaria dan demam berdarah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 16.692 kasus demam berdarah di Indonesia per 3 Februari 2019.

“Hasil riset ini saya harapkan menghasilkan inovasi di bidang kesehatan dan obatan. Saya ucapkan terimakasih kepada pemerintah Inggris telah membantu riset di Indonesia. Harapannya ada pemanfaatan dalam dunia usaha dan industri, dan kita ingin masa kerjasama riset ini diperpanjang ke depannya,” ujar Menteri Nasir.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!