29.2 C
Jakarta

HIPMI Apresiasi Keberadaan Fintech Restock.id untuk Bantu UMKM Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengapresiasi keberadaan Fintech Restock.id untuk membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Perusahaan yang menyediakan platform peer to peer (P2P) lending di Indonesia ini menyediakan solusi pendanaan bagi pengembangan industri kreatif yang sebagian besar merupakan UMKM.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Ajib Hamdani mengatakan, solusi pendanaan ini merupakan jawaban atas kesulitan yang dialami pelaku UMKM dalam mendapatkan akses pendanaan melalui bank, karena belum atau tidak memiliki aset tetap sebagai salah satu syarat dalam melakukan pinjaman.

“Kami apresiasi soal Fintech seperti Restock.ID yang sudah membantu UMKM dengan beragam potensi dan solusi yang dapat mendukung pertumbuhan UMKM di era digital. Restock.ID sebagai perusahaan fintech yang terdaftar di otoritas jasa keuangan (OJK), saya mendukung upaya pemerintahan dalam mencapai inklusi keuangan nasional melalui perkembangan kegiatan usaha di ranah Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB),” ujar Ajib, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, (7/4/2021).

Menurut Ajib, perusahaan fintech bisa dikolaborasikan dengan holding BUMN ultra mikro karena UMKM dapat memicu pertumbuhan kredit pada masa pemulihan ekonomi. Kehadiran holding ini juga diyakini bakal memicu pertumbuhan ekspansi kredit ultra mikro dan UMKM.

“Apabila holding pembiayaan UMKM dibentuk, sektor UMKM diprediksi akan mendapat sentimen yang lebih positif karena ekosistem pembiayaan untuk pelaku usaha kecil semakin kuat. Rencananya ada tiga BUMN yang terlibat dalam holding pembiayaan ultra mikro dan UMKM, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Pegadaian (Persero),” ucapnya.

Menurutnya, ketiga BUMN industri jasa keuangan ini memiliki basis nasabah UMKM yang kuat. Apalagi calon induk usaha holding pembiayaan yakni BRI, juga memiliki keunggulan seperti basis permodalan yang kuat, likuiditas, dan teknologi yang andal, sehingga mampu mengintegrasikan semua data serta pelayanan nasabah ke dalam satu sistem.

“Di sisi lain, UMKM juga adalah segmen paling menguntungkan bagi pelaku industri jasa keuangan. Menurut saya, lembaga keuangan yang mampu mengintegrasikan UMKM lebih baik akan mampu mencetak pendapatan lebih tinggi ketimbang kompetitornya,” ungkapnya.

Ajib mengatakan, holding akan membantu bisnis Pegadaian dan PNM lebih berkelanjutan melalui sinergi cost of funds dan operational expenditure (opex), yang bermanfaat untuk penurunan bunga pinjaman kepada nasabah. BRI juga diyakini akan mampu mempercepat transformasi bagi PNM dan Pegadaian, sehingga mampu menjalankan fungsi pembiayaan agresif dengan mendapat sumber pendanaan yang efisien.

“Teknologi digital banking BRI dinilai sudah sangat mumpuni. Digital banking tersebut akan diadopsi pula oleh Pegadaian dan PNM, sehingga dapat menjawab kebutuhan pelaku UMKM yang tingkat melek digitalnya sudah cukup baik,” tuturnya.

Ia menilai, sinergi BRI, Pegadaian dan PNM akan saling menguntungkan. BRI dinilai memiliki likuiditas, Pegadaian dan PNM memiliki pembiayaan yang menjangkau ultra mikro.

“Kami berharap, ke depannya holding ini akan meminimalkan praktik rentenir, skala ekonomi pembiayaan ultra mikro lebih massif dan mudah diakses, serta mengadopsi teknologi yang tepat bagi pendekatan ke ultra mikro karena para pemain P2P lending sebagai kompetitor juga memiliki keunggulan teknologi,” pungkasnya.

Ajib menambahkan, peran BRI dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) adalah teraktif di antara bank pelat merah lain. Bahkan penempatan dana oleh pemerintah mampu disalurkan hingga secara signifikan untuk penyaluran kredit sekaligus penjaminannya.

“Pandemi memang harus ditangani lebih dahulu. Komitmen pemerintah dan BRI sudah sangat bagus dan perlu dipertahankan,” imbuhnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!