JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional Ilham Habibie mengatakan pendidikan vokasional atau kejuruan penting untuk terus dikembangkan. Sasarannya meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Tanah Air.
“Efektivitas dan efesiensi dari pekerja di pabrik maupun di kantor salah satu faktor yang harus kita fokuskan adalah pendidikan,” kata Ilham pada kegiatan Indonesia Economic Forum di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/11/2019).
Menurutnya, masalah pendidikan di Tanah Air merupakan cerita lama namun harus terus diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul serta berdaya saing.
“Pendidikan itu sudah cerita lama, kita semua tahu pendidikan vokasional itu dilihat kadang kurang efektif karena bahan ajarnya,” ujar dia.
Apalagi, jika dibandingkan dengan yang diperlukan dunia industri, banyak pendidikan yang kurang relevan. Sebagai contoh tenaga pendidik vokasi tetapi tidak pernah bekerja di sektor industri, sehingga apa yang diajarkan kepada anak didik tidak dihayati oleh pengajar dan cenderung normatif saja serta hanya menggandakan dari buku pelajaran.
Hal itu dinilainya tidak terlalu meningkatkan daya saing siswa maupun mahasiswa, namun program pemerintah saat ini yang disebut human capital atau sumber daya manusia menjadi salah satu fokus baru pemerintah.
Sedangkan lima tahun sebelumnya lebih ke pembangunan infrastruktur. Meskipun demikian, hal itu saja dinilai putra pertama BJ Habibie tersebut tidak cukup untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Saya kira sudah banyak yang dicapai atau kemajuan di Indonesia namun infrastruktur saja tidak cukup kita perlu meningkatkan sumber daya manusia,” ujar dia.
Apalagi, saat ini sering kali banyak industri masa depan dan pekerjaan belum jelas karena adanya teknologi. Misalnya otomatisasi, robotisasi, kecerdasan buatan yang mengakibatkan disrupsi dunia pekerjaan itu sendiri.
Namun, kata dia, tantangan tersebut dihadapi dunia secara global dan tidak hanya Indonesia saja. Berbagai negara maju yaitu Jerman, Amerika Serikat dan Jepang juga mengalami hal yang sama.