JAKARTA, MENARA62.COM – Menindaklanjuti kesepakatan kerjasama riset Indonesia-Belanda, Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO) dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar seminar nasional terkait implementasi dari kesepakatan kerjasama tersebut.
Seminar bertema Working Towards Resilient Societies yang berlangsung 23-25 April 2019 tersebut dihadiri perwakilan dari Kedutaan Besar Belanda, NWO, Kemenristekdikti, dan tim interdisipliner dari komunitas ilmiah.
Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl dalam siaran persnya berharap agar aktifnya kegiatan riset dapat berdampak pada semakin baiknya kualitas pendidikan. Sementara Dr. Cora Govers perwakilan dari NWO mengemukakan bahwa dampak riset di masyarakat tidak dapat terjadi secara otomatis, peneliti harus melibatkan para pihak terkait sejak awal.
Pada bulan Desember 2018, NWO dan Kemenristekdikti telah memutuskan untuk mendanai enam proyek riset dalam Program Kerjasama Indonesia dan Belanda. Fokus dari proyek transdisipliner ini tertuju pada ketahanan pangan, pengelolaan air, dan supremasi hukum dalam kerangka masyarakat.
Hari pertama kegiatan workshop menitikberatkan kepada kegiatan brainstorming yang diharapkan terciptanya diskusi dan kolaborasi dari para peserta.
Di hari kedua, proyek-proyek riset yang telah didiskusikan akan ditempatkan ke dalam konteks yang lebih luas yaitu kerjasama internasional antara Indonesia dan Belanda yang berfokus pada kestabilan rantai makanan, air sebagai ancaman dan kebutuhan hidup, dan pengembangan tata kelola yang inklusif.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi beberapa persoalan yang muncul di masyarakat.
“Pertanyaan – pertanyaan kompleks antara lain bagaimana kita mengelola semua masalah ini secara berkelanjutan dan inklusif. Bagaimana kita dapat membuat seorang individu, sistem, dan masyarakat lebih tangguh untuk menghadapi tantangan ini. Sistem, institusi, dan tindakan apa yang kita butuhkan untuk mendukung transformasi dan solusi yang diterapkan,” jelas Peter.
Proyek yang didanai di first call kerjasama program riset Indonesia dan Belanda adalah untuk memberikan solusi di bidang ketahanan pangan, pengelolaan air, dan supremasi hukum.
Menurutnya kegiatan berbagi ilmu pengetahuan dan riset sangat penting untuk meningkatkan dampak proyek penelitian serta memberikan solusi kepada para pihak yang terlibat dalam proses penyusunan kebijakan.
Sementara itu, Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa kementerian Ristekdikti terus mendorong penguatan riset dan pengembangan teknologi dengan salah satunya adalah kerjasama internasional yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas output penelitian dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.
“Joint research kedepannya diharapkan lebih baik dari sisi penyelenggaraannya maupun target impact- nya,” tutup Prof. Ocky.