JAKARTA, MENARA62.COM – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto menyebutkan bahwa pangan lokal termasuk makanan dengan kandungan gizi tinggi.
“Negara kita kan negara tropis, sebenarnya banyak sekali sumber makanan yang luar biasa. Ada buah, sayur-sayuran, jamur. Sebetulnya makanan lokal masuk dalam kelompok ‘high density nutrient food’, makanan dengan gizi tinggi,” kata Siswanto seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/10/2017).
Siswanto mencontohkan penganan berbahan dasar ketela, yaitu Gatot, ternyata mengandung prebiotik yang baik bagi kesehatan usus.
“Gatot meski tampilannya begitu, kalau kita pelajari, itu ternyata prebiotik. Kalau makanan itu dimakan akan menumbuhkan bakteri bermanfaat untuk mikrobiota di dalam usus,” jelas Siswanto.
Selain itu Siswanto juga menjelaskan hasil riset yang dilakukan oleh peneliti Balitbang Kesehatan Kemenkes yang mengungkapkan bahwa ubi ungu yang merupakan sumber karbohidrat juga berfungsi untuk menurunkan kolesterol.
“Daun kelor, itu luar biasa. Banyak mengandung ‘micronutrient’ dan protein,” ungkap Siswanto.
Dia menanggapi berbagai bahan pangan impor yang mulai dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia seperti kale, “chia seeds”, sari kacang almond, dan sebagainya.
Menurutnya, konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan nonlokal yang mulai digemari hanya bersoal pada iklan yang digemparkan pada produk-produk tersebut.
“Terkait makanan impor itu hanya masalah iklan saja. Jadi kita harus ada kampanye juga bagaimana kita mengiklankan makanan lokal meski tampilannya begitu, tapi masuk dalam ‘high density nutrient food’,” jelas Siswanto.