29.2 C
Jakarta

Indonesia Kembangkan Pesawat N219

Baca Juga:

BANDUNG – MENARA62.COMIndonesia tengah mengembangkan pesawat N219. Pesawat dengan kapasitas 19 penumpang tersebut saat ini kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek dan Dikti) Mohammad Nasir sudah memasuki tahap akhir pengembangan.

Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau yang banyak dan tersebar. Untuk menghubungkan masyarakat diberbagai daerah tersebut, maka dibutuhkan moda transportasi yang memadai dan terjangkau,” papar Nasir, saat Kunjungan Kerja ke PT. DI di Bandung, Senin (27/2/2017).

Pesawat N219 merupakan pesawat dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi Civil Aviation Safery Regulation (CASR). Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PT. Dirgantara Indonesia dengan pengembangan program dilakukan oleh PT.DI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Nasir menjelaskan pesawat N219 telah melakukan berbagai pengujian. Misalnya electrical grounding bonding test, leak test dan cleaning test di fuel tank, untuk memastikan tidak adanya kebocoran. Selain itu telah dilakukan pengujian landing gear drop test dan electrical power test.

Pesawat N219 prototype pertama saat ini masih dalam proses yang disebut basic airframe dan basic system instalation. Kemudian setelah itu akan melakukan berbagai macam uji fungsi (functional test) untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik. Lalu kini sedang dilakukan pula wing static test untuk prototype pertama pesawat N219.

Terbang perdana pesawat N219 rencananya akan dilakukan paling lambat pertengahan tahun ini.

Diakui Nasir, keberhasilan terbang perdana N219 sangat penting artinya bagi industri Dirgantara Indonesia. Karena merupakan pembuktian bahwa bangsa Indonesia mampu melakukan rancang bangun pesawat yang murni 100% hasil rekayasa anak bangsa.

“Mudah mudahan schedule yang telah direncanakan bersama dengan Kemenhub, LAPAN, Kementerian Perindustrian dan pihak lainnya bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Menurut Nasir, pulau-pulau di Indonesia jika dijangkau dengan darat akan memakan biaya yang mahal. Melalui jalur laut pun harus tersedia kapal dalam jumlah yang banyak. Itupun dari segi waktu tidak bisa cepat.

“Maka dengan pesawat bisa mempersingkat waktu antar kota dan antar pulau,” imbuhnya.

Wing Static Test itu sendiri merupakan sebagian dari syarat-syarat teknis sebelum terbang perdana dapat dilaksanakan. Terbang perdana sebuah pesawat baru merupakan sebuah proses engineering dimana pesawat baru dapat diterbangkan apabila seluruh syarat dan permasalahan teknis telah dipenuhi.

Wing static test merupakan pengujian struktur sayap pesawat N219 diberi beban limit mencapai 100% bahkan hingga ultimate atau dipatahkan untuk melihat kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh sayap pesawat N219.

Setelah terbang perdana, nantinya kedua prototype yang dibuat harus melakukan 300 jam terbang Flight Test yang diperlukan agar memberikan bukti akan keselamatan penumpang sesuai yang disyaratkan dalam regulasi.

-Inung Kurnia-

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!