JAKARTA – Indonesia resmi ditunjuk sebagai negara penyedia vaksin dan produk bioteknologi bagi negara-negara Islam, The Organization of Islamic Cooperation (OIC) Centre of Excellence (CoE) on Vaccines and Biotechnology Products. Peresmiannya dilakukan dengan bersamaan dengan workshop yang dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), Senin (14/5).
“Workshop ini untuk menindaklanjuti resolusi pertemuan Islamic Conference of Health Ministers (ICHM) ke-6 di Jeddah pada 6-7 Desember 2017 lalu, yang telah menunjuk Indonesia sebagai Centre of Excellence (CoE) produksi vaksin dan produk bioteknologi,” tutur Menkes mengawali sambutannya.
Keberadaan The OIC CoE dimaksudkan untuk mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan sediaan biologis yang lebih efisien dalam mengantisipasi wabah penyakit yang tidak dapat diprediksi.
Dalam pelaksanaannya, CoE akan menjadi sentra aktifitas pengembangan vaksin dan produk bioteknologi, serta menjadi forum kolaborasi para peneliti dalam melakukan inovasi dan berbagi pengetahuan terkait proses produksi di bidang vaksin dan produk bioteknologi.
“CoE diharapkan dapat menghasilkan penelitian dan pengembangan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh anggota di masa mendatang,” imbuh Menkes.
Dengan peluncuran CoE maka akan terjadi percepatan dari seluruh rangkaian altivitas sebagaimana yang direncanakan. Harapannya center of excelent ini dapat mencapai tujuannya untuk mewujudkan kemandirian vaksin dan produk bioteknologi di negara-negara anggota OIC dan bisa berkontribusi terhadap kesehatan dunia.
Salah satu yang melatarbelakangi terbentuknya CoE adalah kondisi masyarakat global yang terus menghadapi ancaman penyakit, baik berupa penyakit infeksi baru ataupun infeksi lama berulang yang akan menyebabkan risiko pandemi global.
Namun sayangnya, laju pengembangan penelitian dan teknologi kesehatan lebih lambat dan tidak dapat mengikuti cepatnya perkembangan penyakit yang ada.
Dampak dari kondisi tersebut terutama dirasakan pada Low Middle Income Country (LMIC) yang saat ini masih mengalami permasalahan kesehatan, akan lebih rentan terhadap wabah penyakit yang mungkin terjadi karena kapasitas respon yang tidak memadai, selain dikarenakan kepadatan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta iklim tropis menyebabkan penyebaran penyakit menular tidak dapat dihindari.
Pemberian vaksin, seperti kita ketahui merupakan salah satu upaya dalam melindungi manusia terhadap berbagai penyakit. Sayangnya, hingga saat ini belum semua negara OIC memiliki kemampuan untuk menyediakan vaksin maupun obat lain yang dibutuhkan untuk profilaksis maupun pengobatan terutama dalam mengatasi wabah penyakit menular.
Negara-negara anggota OIC, sebagai kelompok negara besar dengan banyak kesamaan baik demografi, sosial maupun ekonomi perlu bekerja bersama dan berkontribusi dalam mewujudkan kesehatan di dunia.
Untuk itu, guna menghadapi tantangan tersebut, negara-negara anggota OIC perlu mengupayakan kemandirian pasokan dan produksi vaksin.