Jakarta, Menara62.com– Mengawali tahun 2024, Relawan IndonesiAnies mengeluarkan pernyataan sikap yang mendalam dan kritis mengenai situasi demokrasi di Indonesia. Peryantaan itu dikeluarkan di Jakarta, Selasa (2/2/2024).
Ajis Talaohu, Juru Bicara IndonesiAnies, dalam siaran persnya menekankan bahwa tahun ini diwarnai oleh praktik kekuasaan yang tidak adil dan penyalahgunaan hukum demi kepentingan politik tertentu.
“Kebebasan berekspresi dan sikap kritis warga semakin dibatasi, mencerminkan budaya politik anti-kritik yang dianut pemerintah,” ujar Ajis Talaohu yang berlatar belakang pengacara dan aktivis ini.
Ajis juga menggarisbawahi peristiwa penting seperti pelanggaran etika berat dalam putusan Nomor 90 Tahun 2023 oleh Mahkamah Konstitusi, pengabaian protes dari Koalisi Masyarakat Sipil, serta penggunaan UU ITE sebagai alat untuk membungkam suara kritis warga. Intimidasi dan teror terhadap aktivis mahasiswa dan masyarakat sipil menjadi sorotan khusus dalam pernyataannya.
“Menurut indeks Economist Intelligence Unit (EIU), demokrasi di Indonesia masih tergolong cacat dengan skor terakhir 6,71 (2022) dari skala 10. Sementara itu, laporan Democracy Report 2023 dari Varieties of Democracy (V-Dem) Institute menunjukkan bahwa Indonesia memiliki skor indeks demokrasi liberal sebesar 0,43 poin, di bawah Timor Leste di ASEAN,” tambah Ajis.
Oleh karena itu, menghadapi Pemilu 2024, relawan IndonesiAnies menganggapnya sebagai momentum krusial untuk memperbaiki kualitas demokrasi. “Kami menekankan pentingnya pemilu yang bermartabat, kebebasan sipil, dan partisipasi aktif masyarakat. Setiap hambatan dalam aspek-aspek ini akan menurunkan indeks demokrasi kita,” tegas Talaohu.
IndonesiAnies juga menyoroti pentingnya etikabilitas, kapabilitas, serta akseptabilitas dan elektabilitas dalam pemilihan pemimpin. “Faktor etikabilitas menjadi kunci di tengah penurunan kualitas demokrasi. Pemimpin yang memahami dan mempraktikkan etika adalah yang dibutuhkan Indonesia saat ini,” tambahnya.
Relawan IndonesiAnies dideklarasikan di Jakarta Convention Center (JCC, Jakarta, pada 2 November 2022 lalu. Deklarasi relawan itu dihadiri oleh Anies Baswedan, serta petinggi partai politik. Relawan ini telah membentuk jaringan hingga seluruh provinsi di Indonesia, dan tetap aktif untuk mendorong Anies sebagai presiden.
Ajis Talaohu mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu. Semua pihak harus memastikan netralitas dan profesionalitas penyelenggara pemilu, serta mengundang media massa, LSM, akademisi, petani, pekerja, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat sipil untuk bersama-sama mengawal Pemilu 2024 demi menyelamatkan demokrasi di Indonesia.
“Ini bukan tentang Anies. Ini tentang Indonesia,” pungkasnya.