JAKARTA, MENARA62.COM – Jelang akhir tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meluncurkan dua program yaitu Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)–Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4). Program ini sebagai terobosan untuk memaksimalkan penyerapan lulusan vokasi ke Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyambut baik dua program ini. Dua program tersebut merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi, melainkan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya. Selain itu, kedua program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang andal dan matang.
“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Melalui program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Mendikbud yang disampaikan secara virtual pada Selasa (15/12).
Lebih lanjut Mendikbud menjelaskan, tujuan dari kedua program ini adalah agar peserta didik mendapat kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI. Sehingga, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.
“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” terangnya.
Senada dengan Mendikbud, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menjelaskan dua hal yang mendasari munculnya kedua program ini, yaitu Merdeka Belajar untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan keingin dan bakat peserta didik vokasi di masa depan, dan mendorong terwujudnya program sambung-suai (link and super-match) antara dunia pendidikan dan dunia industri.
“Kedua program yang mengusung semangat Merdeka Belajar ini merupakan terobosan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk mewujudkan percepatan misi Kemendikbud dalam memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh dunia usaha dan industri,” terang Wikan.
Wikan menambahkan, pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. “Karena itu perlu adanya komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun ‘link and super-match’ antara dunia pendidikan vokasi dengan DUDI. Ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin,” jelasnya.
Jalur Cepat dan Upgrade
Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2).
Prinsip dasar program ini harus berbasis kebutuhan nyata dari DUDI, yakni lulusan dengan kompetensi hard skills dan soft skills tinggi serta berkarakter yang memiliki mental “siap kerja dan siap belajar sepanjang hayat”.
Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK bisa lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang praktis, disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi. “Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi, pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan Sakarinto.
Pada pelaksanaan tahap awal, tercatat 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 DUDI yang siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini.
Sementara itu, program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi serta pelaksana lapangan andal yang dibutuhkan oleh DUDI. Untuk ini, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 tersebut.
“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil link and super-matc’ dengan beberapa DUDI yang bereputasi, serta harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerja sama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang tangguh,” terang Wikan.
Selain diprioritaskan bagi prodi-prodi yang sudah mengembangkan dan melaksanakan program kolaborasi dengan kampus luar negeri yang bereputasi, PTV juga harus memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan serta strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan DUDI. Meski demikian, bagi PTV yang masih menginginkan prodinya tetap pada jenjang D3, maka dipersilakan untuk tidak memilih opsi upgrade atau meningkatkan menjadi sarjana terapan/D4.
Sementara itu, baik program SMK-D2 Jalur Cepat maupun Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kurikulum ini juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).
“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” pungkas Wikan.