JAKARTA, MENARA62.COM – Istri Mendikbud Franka Franklin Nadiem Makarim mendongeng di depan puluhan anak-anak TK di Perpustakaan Kemendikbud, Selasa (26/11/2019). Dengan gayanya yang luwes, cara bercerita Franka sempat membuat terkesima anak-anak TK. Mereka dengan seksama mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh Franka.
Pada kesempatan tersebut Franka membawakan kisah Si Kancil. Kisah yang dibawakan berbeda dengan kisah si kancil yang selama ini dikenal anak-anak.
Hewan ini kata Franka selalu diimajinasikan sebagai hewan yang nakal karena mencuri ketimun. Imaj negative tentang perilaku hewan kancil tertanam baik hampir di semua alam pikir anak-anak TK.
Tetapi kali ini Franka menyajikan cerita si kancil dengan versi yang berbeda. Kisah kancil tersebut sempat memukau anak-anak TK yang hadir. Mereka antusias mendengarkannya.
Inilah kisah Si Kancil yang dibacakan oleh Franka Franklin di depan anak-anak TK.
Semua bermula saat Si Kancil yang tinggal sendiri di Hutan tanpa teman. Meski banyak ketimun dan sering makan di hutan, Kancil yang seorang diri merasa kesepian. Ia lalu berinisiatif mengundang teman-temannya untuk makan ketimun bersama.
Kancil lalu bernyanyi, tak lama suaranya terdengar oleh sekawanan gajah, tikus, kambing, dan kerbau. Kedatangan mereka ditandai dengan tanah yang bergetar dan pohon yang bergoyang. Lalu mereka menyantap ketimun bersama-sama dengan lahap.
Karena ketimun masih banyak. Esok harinya, Kancil membawa ketimun dan bergegas pergi untuk membaginya ke teman-temannya. Namun dalam perjalanannya keluar hutan, Kancil dikagetkan dengan sebuah perkampungan penduduk yang kering dan gersang. Akhirnya karena kasihan, si Kancil memberikan ketimun tersebut kepada anak-anak di kampung tersebut.
Tak hanya sampai disitu, Kancil kemudian berinisiatif mengajak penduduk di perkampungan tersebut ke rumahnya di hutan timur. Sesampai di rumahnya Kancil mengajari mereka cara menanam ketimun. Begitu selesai, orang-orang di perkampungan tersebut langsung mempraktikkan ilmu menanam ketimun dari sang Kancil.
Kancil kemudian berpesan kepada mereka dengan mengatakan bahwa sesuatu yang baik harus di bagi. Akhirnya mereka mendengarkan, dan tak lama tanah mereka hijau dan ditumbuhi ketimun yang segar.
Hingga suatu hari, saat Kancil mengunjungi tempat mereka lagi. Ia terkejut masih ada sebidang tanah yang masih gersang. Setelah ia periksa, ternyata ada sumber air di desa itu dipagari oleh beberapa orang yang tak ingin berbagi.
Kancil lalu sedih, dan ia kemudian mencoba membongkar pagar itu. Saat asik membongkar, Kancil didapati oleh empunya. Akhirnya si kancil di tangkap dan dikurung ke dalam kandang. Kancil pun sedih. Orang-orang sudah lupa bahwa si kancillah yang pertama kali membantu mereka.
Di dalam kurungan, si Kancil kemudian bernyanyi. Suaranya terdengar oleh teman-temannya. Sekawanan gajah, tikus, kambing, dan kerbau berdatangan ke arahnya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Sampai-sampai banjir dan menjadi sungai. Saat itu juga si Kancil yang terperangkap melompat dari kurungan dan akhirnya bebas. Akhirnya pemukiman penduduk itu sekarang memiliki sungai.
Namun sayangnya, penduduk lupa dan tidak ingat bahwa yang pertama kali membantu mereka adalah si Kancil.