BALI, MENARA62.COM– Penyelenggaraan International Symposium on Open, Distance and E-Learning 2018 (ISODEL) yang dilaksanakan mulai tanggal 3 s.d. 5 Desember 2018, di Bali, menghasilkan 22 kesimpulan dan 20 rekomendasi untuk mewujudkan “Pendidikan 4.0 untuk Indonesia”.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom), Kemendikbud, Gogot Suharwoto.
“Revolusi Industri 4.0 tidak hanya mendekati tetapi sudah terjadi dan menjadi bagian dari kehidupan kita. Pertanyaannya adalah bagaimana kita di sektor pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya agar dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman yang cepat,” terang Gogot pada penutupan ISODEL, Rabu (06/12).
Dari materi yang disampaikan berbagai narasumber menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Proses dan Model Belajar perubahan di dalam era Pendidikan 4.0: Bermain, belajar dan bekerja terjadi di dalam satu waktu yang sama; Berkembangnya gamifakasi, e-commerce, virtual, dan belajar dari dunia maya lainnya; Proses belajar mengajar sekarang bukan hanya sebagai lahan bisnis semata; Belajar menjadi lebih personal dan sosial dengan menggunakan digital dan konten visual.
Selanjutnya, 2) Strategi dan teknik belajar harus fokus pada pelajar, memanfaatkan teknologi digital, dan menggunakan pendekatan inovatif; 3) Kedua belah pihak, guru dan pelajar harus melek digital/informasi, melek teknologi, termasuk melibatkan peran masyarakat, dan orang tua di dalam pendidikan universal; 4. Konten pendidikan yang memenuhi preferensi guru dan siswa harus beragam dan diperkaya dalam lingkungan pendidikan; 5) Keterampilan dasar TIK harus diajarkan ditingkat dasar.
Kesimpulan ke 6) TIK harus memiliki peran dalam memperkuat keterampilan sains, teknologi, permesinan (engineering), dan matematika (STEM); 7) Keterampilan sosial tidak dapat digantikan oleh robot/teknologi; toleransi, imajinasi, intregitas, kebijaksanaan, kreativitas, semangat; 8) Konten baru dibutuhkan oleh peserta didik tanpa mengubah kurikulum atau menambahkan pelajaran baru; pengkodingan, e-commerce, realitas virtual, dll. Menyelaraskan dengan pelatihan guru dalam jumlah besar dan banyak.
Kemudian, 9) Peta jalan pendidikan dari kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi harus difokuskan pada transformasi digital sejalan dengan Revolusi Industri 4.0; 10) Kesadaran harus dibangun di antara semua pemangku kepentingan tentang peluang baru dalam menciptakan pekerjaan baru selama Revolusi Industri 4.0; 11) Teknologi digital yang masif dan mengganggu harus diatasi dengan internalisasi konsep dan kurikulum yang jelas dan cepat.
Ke-12) Meningkatkan ekosistem pendidikan melalui pemanfaatan TIK untuk pemangku kepentingan multisektor; 13) Kemendikbud harus mengantisipasi terlebih dahulu ledakan data besar terkait data pendidikan. Dalam kondisi saat ini, Kemendikbud telah melakukan pengumpulan, penyimpanan dan menganalisis data transaksi; 14) Kesadaran keamanan dalam penggunaan internet harus disampaikan kepada guru dan siswa; 15) Selain dari aspek teknologi, menajemen, dan keterampilan, siswa harus dilengkapi dengan keterampilan belajar abad 21. Karakter berdasarkan visi nasional dan global penting dibangun, sesuai dengan Pancasila; 16) Pembentukan karakter harus mencakup bagaimana pemuda mengatasi perubahan zaman; 17) Membangun karakter harus meningkatkan kebanggaan individu sebagai warga negara Indonesia.
Berikutnya, 18) Paradigma dengan memasukkan nilai-nilai agama, spiritualitas, kearifan lokal, harus diperkuat untuk para pemuda; 19) Untuk bersaing secara global, menguasai untuk berbicara dan menulis bahasa asing untuk generasi muda harus diprioritaskan, dan juga memperkuat Bahasa Indonesia adalah suatu keharusan untuk meningkatan kebanggaan nasional; 20) Kesadaran harus dibangun di antara semua pemangku kepentingan tentang peluang baru dalam menciptakan pekerjaan selama Revolusi Industri 4.0; 21) Profesionalisme keterampilan TIK harus ditanamkan pada jenjang pendidikan menengah, khususnya pendidikan kejuruan; dan 22) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat diotomatisasi oleh TIK, seperti keterampilan komunikasi, harus diidentifikasi dan diajarkan di pendidikan kejuruan.
Sedang untuk rekomendasi yang dihasilkan dalam pelaksanaan ISODEL untuk guru terdiri dari peningkatan kompetensi sesuai dengan standar, terutama dalam literasi digital untuk e-learning, e-administrasi, dan e-career; Aktif dalam komunitas guru melalui KKG, MGMP atau asosiasi guru khususnya di bidang TIK; Meningkatkan keterampilan dalam memilih model TIK, metodologi, dan pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa
Untuk pemerintah daerah yakni penerbitan kebijakan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 untuk Pendidikan; Alokasikan anggaran pendidikan sesuai dengan peraturan dan fokus pada penyediaan infrastruktur dan akses TIK; Mengembangkan program yang memberikan lebih banyak kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman yakni Revolusi Industri 4.0 untuk Pendidikan.
Rekomendasi untuk sektor industri mandiri, yakni menyediakan tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih sesuai, membuka peluang untuk magang, berpartisipasi dalam menyediakan fasilitas TIK yang dapat dimanfaatkan untuk siswa dan guru.
Selanjutnya rekomendasi untuk masyarakat/komunitas adalah komunitas harus lebih peduli terhadap pendidikan, mendukung promosi transformasi pendidikan abad 21, mengambil peran aktif sebagai agen perubahan, dan memberikan dukungan melalui organisasi komunitas.
Rekomendasi untuk kementerian dan lembaga, yakni mempersiapkan peraturan yang memadai untuk mengantisipasi revolusi industri 4.0, membuat peta kesiapan ICT terkait dengan revolusi industri 4.0, mengembangkan strategi pelatihan baru yang sesuai untuk pembelajaran abad 21, dan memfasilitasi infrastruktur TIK di berbagai jenis lembaga pendidikan, termasuk tindakan afirmasi di daerah terpencil (3T).
Terakhir rekomendasi untuk dosen adalah menyesuaikan kurikulum LPTK dengan perkembangan TIK dalam Revolusi Industri 4.0, memfasilitasi guru dalam pemanfaatan TIK untuk tujuan pembelajaran, dan menyediakan kesempatan mengajar dan praktik mikro bagi calon guru dengan memanfaatkan TIK yang sesuai.
“Pada sesi terakhir ISODEL, kami memiliki beberapa rekomendasi yang telah disajikan. Kami sepenuhnya sadar bahwa semua itu bukanlah solusi menyeluruh untuk menyiapkan pendidikan di revolusi industri 4.0 yang kita butuhkan. Namun berguna bagi guru, penceramah, akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, sektor swasta serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Pustekkom,” kata Gogot.