JAKARTA, MENARA62.COM – Otoritas pendudukan masih terus menahan jenazah 132 warga Palestina yang terbunuh oleh tembakan pasukan pendudukan dan juga jenazah tawanan yang meninggal di penjara sejak 2016. Lebih dari 256 jenazah juga masih ditahan di sejumlah kuburan selama beberapa dekade.
Menurut data, daftar jenazah yang ditahan sejak 2016 meliputi 19 jenazah dari Al-Quds (Yerusalem) dan sekitarnya, 27 jenazah dari Jalur Gaza, 20 dari Jenin, 18 dari Ramallah, 14 dari Hebron, dan 10 dari Nablus.
Melansir laman Adararelief, Abdul Hamid Abu Srour dianggap sebagai martir pertama pada 2016 yang jenazahnya ditahan usai melakukan operasi komando pada tanggal 18 April. Sedangkan jenazah terakhir yang ditahan adalah Bilal Ibrahim Kadah dari Kota Shuqba di Ramallah, yang meninggal pada 10 Juli kemarin.
Di antara jenazah yang ditahan juga terdapat jenazah 13 anak laki-laki, yaitu: Adel Ankush, Osama Atta, Baraa Ibrahim Saleh, Muhammad Tariq Dar Youssef, Youssef Wajih Sahwil dari Ramallah, Atallah Rayan dari Salfit, Youssef Sobh dari Jenin, Karim Jamal Al-Qawasmi dari Yerusalem, Bahaa Al-Awawdeh, Badawi Khaled Masalmeh dari Hebron, Ashraf Murad Al-Saadi dan Mahmoud Omar Sadeq dari Jenin, Muhammad Nidal Younes dari Nablus, dan Moatasem Atallah dari Bethlehem.
Israel juga masih terus menahan jenazah 11 tawanan, yang terakhir adalah Syekh Khader Adnan, dan yang tertua di antara mereka adalah tawanan Anis Daula dari Qalqilya, yang meninggal di penjara Ashkelon pada 1981. Menanggapi praktik penahanan jenazah, setiap tanggal 27 Agustus, warga Palestina memperingati “Hari Nasional untuk mengambil kembali jenazah para martir yang ditahan dan mengungkapkan nasib mereka yang hilang.”
Sejak awal tahun 2023 ini, sebanyak 205 warga Palestina telah dibunuh, termasuk 64 dari Jenin, 44 dari Nablus, 10 dari Hebron, 9 dari Jericho, 8 dari Yerusalem, 6 dari Tulkarm, 4 dari Qalqilya, 4 dari Bethlehem, 3 dari wilayah jajahan ‘48, dan 2 dari Salfit.