JAKARTA, MENARA62.COM – Iwan Bule alias Komisaris Jenderal (Komjen) Mochamad Iriawan telah tepilih sebagai ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ternyata, di balik proses pemilihannya, mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu sempat bersitegang dengan kandidat lain, Vijaya Fitriyasa, terkait kartel sepakbola yang membuat Iwan terpilih sebagai orang nomor satu di PSSI.
Kedua calon ketua umum PSSI 2019-2023 tersebut berselisih di depan para pewarta dalam sesi wawancara cegat (door stop) terhadap Iwan Bule. Yaitu, sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11/2019) pagi.
Ketika Iwan sedang diwawancara, Vijaya tiba-tiba datang dan menyela pembicaraan. Dia berusaha mengklarifikasi persoalan hukumnya yang berkaitan dengan Iwan Bule.
“Nah, mumpung ada wartawan ini. Saya mau..,” ujar Vijaya.
“Sebentar saya mau bicara dahulu,” kata Iwan memotong kalimat Vijaya.
“Gak. Begini, Pak,” jawab Vijaya lagi.
Iwan Bule pun menanggapinya dengan nada yang agak tinggi.
“Saya mau berbicara dahulu. Kamu menyela-nyela saja,” kata Iwan.
Ajudan Iwan Bule pun segera membentuk barikade dan menghalangi Vijaya.
Sebelumnya, menurut Antara, Vijaya Fitriyasa dilaporkan ke Polres Tangerang Selatan (Tangsel), banten, oleh seseorang bernama Rahmad Sukendar, Jumat (1/11). Dalam laporan bernomor LP/1268/K/XI/2019/SPKT/Res Tangsel itu, disebutkan dugaan pencemaran nama baik melalui media elektronik terharap Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, yang juga salah satu calon ketua umum PSSI 2019-2023.
Laporan tersebut diyakini berpangkal dari ucapan Vijaya di acara gelar wicara ‘Mata Najwa’ yang tayang di sebuah stasiun televisi swasta pada Rabu (31/10/2019). Dalam acara itu, Vijaya menuding Mochamad Iriawan bernegosiasi dengan kartel di PSSI untuk memenangkan persaingan menjadi ketua umum PSSI.
“Yang saya sayangkan, Pak Iwan Bule sebagai jenderal polisi bintang tiga harusnya menggunakan momen untuk perbaiki PSSI dan memberantas kartel. Bukan kemudian bernegosiasi dengan kartel supaya terpilih kemudian akhirnya, ya, ‘udah kita atur aja bagaimana bagusnya’. Tidak boleh begini,” kata pemilik 70 persen saham Persis Solo itu dalam Mata Najwa.
Ucapan tentang isu main mata dengn kartel sepak bola itulah yang dilaporkan ke polisi sebagai pencemaran nama baik terhadap Iwan Bule.