27.8 C
Jakarta

Jejak Lima Atlet Tapak Suci

Baca Juga:

Oleh : Drs M Afnan Hadikusumo (Ketum PP Tapak Suci)

Kabar gembira datang dari Bogota, Kolombia. Pada sidang yang ke-14 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO tanggal 12 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Dalam sidangnya, mereka memandang pelestarian Tradisi Pencak Silat telah menunjukkan aspek yang mendorong penghormatan dan persaudaraan serta mendorong kohesi sosial, tidak hanya di satu wilayah, tetapi juga secara nasional bahkan di dunia internasional.

Proses pengajuan Pencak Silat ke UNESCO memakan waktu yang sangat panjang, yakni sejak era pak Edy Nalapraya (yang juga Pendekar Besar Tapak Suci), kemudian dilanjutkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI Roy Suryo. Setelah itu atas upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun berbagai komunitas serta perguruan persilatan di berbagai provinsi di Indonesia, yang meliputi : pengumpulan dan pengajuan data, menyelenggarakan berbagai workshop, serta penyusunan dan negosiasi dokumen nominasi, maka tanggal 12 Desember 2019 UNESCO menetapkannya sebagai warisan budaya dunia.

Menurut Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Surya Rosa Putra, tradisi pencak silat bukan hanya sekedar bela diri, namun juga mengajarkan kita untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungan. Meskipun pencak silat mengajarkan teknik menyerang, namun yang terpenting adalah pencak silat juga mengajarkan kita untuk dapat menahan diri dan menjaga keharmonisan.

Di balik keberhasilan tersebut, ada jejak langkah lima pesilat Tapak Suci di dalamnya, yakni Sopiandrizal (Pendekar Madya TSM Riau), Azziman Aulia Rahman, Reza Akbar, Ali Muzajad dan Alfadila Aulia Rahman yang ditugaskan untuk melakukan presentasi dan peragaan jurus-jurus silat di London, Jepang Serta Jordania.

Perlu diketahui bahwa untuk saat ini, secara keseluruhan Indonesia memiliki 9 situs warisan budaya dan alam, dan 15 cagar biosfer Indonesia. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di antara negara-negara ASEAN lainnya.

Kita berharap setelah penetapan oleh UNESCO ini, pencak silat nantinya akan semakin berkembang di seluruh dunia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!