LOMBOK TIMUR, MENARA62.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat berkomitmen untuk mengangkat Guru Penggerak menjadi kepala sekolah bahkan pengawas sekolah. Komitmen tersebut menjadi bagian dari penghargaan bagi guru-guru yang telah mengikuti diklat atau pembelajaran sebagai Guru Penggerak selama 8 hingga 9 bulan.
“Mengikuti diklat dengan materi yang tidak mudah, tentu ini akan semakin meningkatkan kompetensi seorang guru,” kata Kepala Dinas P dan K Lombok Timur Izzuddin, Senin (18/12/2023).
Bagi Guru Penggerak yang sudah memiliki pengalaman menjadi kepala sekolah minimal satu tahun, bisa diangkat menjadi pengawas sekolah dengan memenuhi kriteria dan persyaratan yang sudah ditetapkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Menurutnya program Guru Penggerak sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar episode 15, menjadi program yang sangat tepat dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru. Melalui diklat yang diikuti, seorang Guru Penggerak berkesempatan meng-upgrade ilmu sekaligus men-charge semangat menjadi guru.
“Meng-upgrade keilmuan sebagai guru sangat penting di tengah transformasi pendidikan yang kini tengah digalakkan Kemendikbudristek,” tambah Izzudiin.
Dari sekitar 7.000 guru yang ada di Lombok Timur, saat ini tercatat 234 guru telah mengikuti program Guru Penggerak mulai dari angkatan 1, 2 hingga angkatan 10. Dari jumlah tersebut 57 orang diantaranya telah diangkat menjadi kepala sekolah. Sedang sisanya masih dalam proses sambil menunggu kekosongan jabatan kepala sekolah di sejumlah satuan pendidikan.
Ia mengakui persentase Guru Penggerak di Lombok Timur yang menjadi kepala sekolah masih belum signifikan. Alasannya, untuk menjadi seorang kepala sekolah, harus memenuhi kriteria lain terutama terkait attitude guru yang bersangkutan.
Namun jika seorang guru telah mengikuti program Guru Penggerak, kans atau kesempatan menjadi kepala sekolah jauh lebih besar dibanding guru yang menjadi kepala sekolah dari jalur karier pekerjaan. “Regulasinya memang ada yang memungkinan Guru Penggerak lebih cepat menjadi kepala sekolah. Selain itu banyak pihak mengakui kalau Guru Penggerak itu lebih kreatif, dan bersemangat,” tambahnya.
Ia berjanji pada Desember 2023 dimana banyak kepala sekolah yang memasuki masa pensiun, maka prioritas mengisi jabatan kepala sekolah akan diberikan kepada Guru Penggerak. Tentunya harus memenuhi persyaratan tambahan lain yang ditentukan oleh Dinas P dan K Lombok Timur. “Sekitar 80 persen kuota kami berikan untuk Guru Penggerak dan 20 persen untuk jalur karier,” ujarnya.
Izzuddin berharap dengan kebijakan Guru Penggerak menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah, akan memacu semangat para guru terutama yang berusia muda untuk mendaftar dalam program Guru Penggerak. Sebab bagaimanapun guru yang telah mengikuti program Guru Penggerak akan memiliki mindset berbeda dengan guru umumnya. Kompetensi sebagai guru juga jauh meningkat.
“Kami dalam berbagai kesempatan mendorong guru untuk mengikuti program Guru Penggerak, karena menjadi Guru Penggerak itu akan meningkatkan kompetensi seorang guru dalam mengajar dan mengelola pembelajaran,” jelasnya.
Ia juga berharap siapapun kelak yang memimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, agar melanjutkan program Guru Penggerak ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kompetensi guru. “Dengan program Guru Penggerak maka transformasi pendidikan terutama terkait Kurikulum Merdeka akan jauh lebih mudah dilaksanakan,” tegasnya.
Aktivasi Platform Merdeka Mengajar
Selain mendorong guru-guru di Lombok Timur untuk mengikuti program Guru Penggerak, Izzuddin juga meminta guru untuk mengakses aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saat ini sekitar 85 persen guru di Lombok Timur sudah melakukan aktivasi terhadap platform Merdeka Mengajar. “Jadi sudah banyak guru terhubung dan memanfaatkan aplikasi PMM ini,” katanya.
Ia berharap nantinya semua guru-guru di Lombok Timur bisa terakses dengan Platform Merdeka Mengajar tanpa terkecuali.
Menurut Izzuddin, PMM merupakan plafiorm yang wajib untuk diakses oleh guru. Karena melalui plaftform tersebut guru bisa meningkatkan kompetensi, bisa melakukan sharing dengan sesama guru terkait praktik baik pembelajaran, bisa saling support dan belajar materi-materi pembelajaran lainnya.
“Bagi yang memang faktor usia dan mengalami kesulitan mengakses PMM, kami meminta guru-guru muda untuk membimbingnya dengan baik, membantunya dari hal-hal yang sangat sederhana seperti cara login ke PMM. Intinya semua guru harus melakukan aktivasi PMM, minimal sepekan sekali,” jelasnya.
Izzuddin sendiri mengakui kendala teknologi menjadi persoalan yang dihadapi oleh guru-guru untuk mengakses aplikasi PMM ini. Untuk mengatasinya, dibentuk Komunitas Belajar. Komunitas ini dibentuk untuk memfasilitasi guru yang memang terkendala teknologi tetapi mau dan senang untuk belajar.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Program ini menjadi bagian dari kebijakan Merdeka Belajar episode 15.
Sedang Plaftform Merdeka Mengajar (PMM) adalah platform teknologi yang disediakan untuk guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Untuk mengakses fitur/menu yang ada di dalam platform Merdeka Mengajar, pengguna perlu masuk (login) dengan Akun Pembelajaran (belajar.id).