Insiden yang melibatkan kapal kargo berbendera Singapura yang menabrak jembatan Baltimore, Amerika Serikat pada Selasa (26/3/2024) merupakan sebuah bencana. Akibatnya, jembatan tersebut runtuh total. Sejumlah pengamat menyebutkan, akibat bencana tersebut bukan sekedar terhentinya operasi pengangkutan barang, tetapi implikasi terhadap ketersediaan barang di wilayah itu juga menjadi problem yang harus segera diatasi.
Tampaknya kapal menabrak dermaga setelah kehilangan kendali. Mengingat muatan kargo yang besar yang dibawa kapal tersebut, kemungkinan besar dampaknya melebihi kapasitas struktural dermaga.
Sejumlah ahli mengatakan, meskipun langkah-langkah mitigasi dampak telah diterapkan di dermaga, jika ada, langkah-langkah tersebut terbukti tidak memadai dalam kasus ini. Langkah-langkah di masa depan harus ditingkatkan untuk efisiensi dan ditempatkan di bawah air pada jarak yang aman dari dermaga. Skenario ini menggarisbawahi pentingnya menangani potensi risiko secara menyeluruh dalam dokumen daftar risiko selama fase desain rinci jembatan, pada tahun 1970-an.
Enam pekerja hilang dan diduga tewas akibat jembatan yang runtuh di Pelabuhan Baltimore pada hari Selasa, setelah sebuah kapal kargo besar yang lumpuh akibat kehilangan daya listrik menabrak struktur tersebut. Pihak otoritas setempat terpaksa melakukan penutupan salah satu pelabuhan tersibuk di Pesisir Timur AS.
Dengan tim penyelam menghadapi kondisi yang semakin berbahaya di perairan yang gelap dan penuh reruntuhan, operasi pencarian dan penyelamatan dihentikan sekitar 18 jam setelah kecelakaan itu, demikian ungkap para pejabat Penjaga Pantai AS dan Kepolisian Negara Bagian Maryland.
Laksamana Muda Penjaga Pantai Shannon Gilreath mengatakan, sudah tidak ada harapan lagi untuk menemukan para pekerja yang hilang dalam keadaan hidup. Pasalnya, kondisi air sangat dingin, dan juga lamanya waktu yang telah berlalu sejak kecelakaan tersebut terjadi.
Reuters melansir, Kolonel Polisi Negara Bagian Roland Butler mengatakan, pihak berwenang berharap bisa mengirimkan lagi penyelam ke air setelah matahari terbit pada keesokan harinya, dalam upaya untuk menemukan jenazah para pekerja.
Kapal kontainer berbendera Singapura bernama Dali, yang berangkat dari Pelabuhan Baltimore menuju Sri Lanka, menabrak tiang penyangga Jembatan Francis Scott Key di atas muara Sungai Patapsco sekitar pukul 1:30 pagi (0530 GMT).