28.2 C
Jakarta

Kasus Diabetes Melitus pada Anak Terus Meningkat

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kasus diabetes melitus (DM) atau kencing manis pada anak terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Dunia mencatat saat ini terdapat tidak kurang dari 70 ribu anak menderita diabetes.

“Sedang di Indonesia, hampir setiap hari ada kasus diabetes anak, tiap bulan muncul kasus baru,” kata Jose Rizal Latief Batubara dari Divisi Endokrinologi Anak FKUI-RSCM, dikutip dari laman sehatnegeriku, Sabtu (16/11/2019).

Fakta tersebut menunjukkan bahwa diabetes tidak hanya terjadi pada kelompok usia dewasa. Siapapun bahwa anak-anak usia belasan tahun dapat mengalami kadar gula tinggi.

“Selama ini kita berpikir kalau diabetes terjadi pada orang tua, ibu-ibu, bapak-bapak, tapi ternyata pada anak banyak sekali. Yang terdaftar secara resmi kepada kami sekitar 2000-an kasus,” lanjut Jose.

Menurut Jose ada 2 jenis diabetes pada anak yaitu diabetes tipe-1 dan tipe-2. Diabetes melitus tipe-1 terjadi karena kerusakan sel beta pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin. Insulin penting untuk mengubah gula menjadi energi. Karena insulin tidak bisa diproduksi, gula darah tidak bisa diubah sehingga gula darah tetap tinggi.

“Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang tidak bisa dicegah, namun bisa dikendalikan,” tukas Jose.

Diakui selama ini kasus diabetes melitus tipe-2 paling sering ditemukan pada orang dewasa serta pada orang yang memiliki berat badan berlebih (obesitas). Pada tipe ini insulinnya ada, namun kerja pankreas tidak optimal.

Anak penderita diabetes memiliki gejala klinis seperti berat badan turun drastis, gata-gatal, sering buang air kecil bahkan sampai mengompol, sering haus bawaannya ingin minum terus, kesemutan dan lainnya. Apabila ada gejala-gejala tersebut, Jose menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter agar segera mendapatkan penanganan.

Pasalnya, banyak orang tua tidak sadar bahwa anaknya terkena diabetes melitus. Padahal penanganan diabetes harus dilakukan sesegera mungkin supaya bisa ditangani dengan cepat.

“Kalau punya keluarga yang punya gejala diabetes seperti gampang haus, lapar, lemes, tidak ada tenaga harus dicek. Kalo tidak ditangani dengan benar dan cepat di ICU bisa meninggal dia,” terangnya.

Jose mengingatkan bagi penderita diabetes harus dilakukan upaya-upaya pengendalian supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih parah. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk anak penderita diabetes diantaranya melakukan suntik insulin seumur hidup untuk mengontrol kadar gula darah, menjaga nutrisi seimbang, melakukan upaya preventif dengan memberikan edukasi, serta harus rutin olahraga. Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk mengontrol metabolik.

“Untuk kebutuhan kalori lakukan dengan diet seimbang, 50-55% karbohidrat, protein 15-20%, lalu 30% lemak, harus sesuai dengan kebutuhan tubuh jangan dikurangi, karbohidrat harus dihitung untuk pemberian insulin. Pada anak diabetes sangat dianjurkan olahraga, karena dengan dia olahraga maka sensitivitas pada insulin juga semakin meningkat, jadi harus bergerak,” tutupnya.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Cut Putri Arianie menyebutkan tren penyakit tidak menular meningkat diusia 10-14 tahun. Jika dulu diabtes termasuk penyakit orang tua, sekarang bukan lagi.

“Yang terkena diabtes sekarang bukan hanya orang tua, tapi juga usia produktif,” tandas Cut.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!