JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali mengirimkan 100 guru Sabah dan Serawak, Malaysia. Mereka akan ditugaskan untuk mengajar anak-anak Indonesia di Community Learning Center (CLC) di Sabah dan Serawak, Malaysia.
“Kita masih memiliki banyak anak yang belum bisa mengakses pendidikan. Anak-anak ini adalah anak-anak TKI,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy usai mengukuhkan Guru tahap 9 untuk Anak-anak Indonesia di Malaysia, Senin (29/10/2018).
Saat ini CLC baru bisa menampung 32 ribu dari 80 ribu anak-anak TKI yang ada di Sabah dan Serawak. Mereka tersebar di 500 CLC yang ada di Sabah dan Serawak. Targetnya dalam waktu dekat ini bisa mendidik 50 ribu anak.
Mendikbud mengingatkan menjadi guru bagi anak-anak TKI di Malaysia merupakan tugas yang cukup berat. Karena para guru akan menghadapi kondisi yang berbeda jauh dengan sekolah-sekolah di Indonesia.
“Kalian jangan bayangkan kelas yang penuh anak-anak dan siap belajar. Kalian harus aktif mencari anak-anak untuk dibawa ke sekolah,” jelas Mendikbud.
Selain itu keterbatasan sarana dan prasarana serta buku yang masih minim menuntut guru untuk lebih kreatif.
“Jangan cengeng, kalian harus tangguh dan bekerja keras, pantang menyerah.Bawa anak-anak ke sekolah dan beri mereka ilmu, kenalkan dengan Indonesia, tumbuhkan rasa nasionalisme di dada mereka,” lanjut Mendikbud.
Sementara itu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano mengatakan pengiriman guru bagi anak Indonesia di Malaysia dilakukan Kemendikbud sejak 2006. Total guru di negara tersebut yang hingga kini masih bertugas berjumlah 290 orang dengan rincian tahap 6 berjumlah 38 orang, tahap 7 berjumlah 57 orang, tahap 8 berjumlah 95 orang dan tahap ke-9 berjumlah 100 orang.
Ke-100 guru tahap ke- 9 akan diberangkatkan secara bertahap mulai 31 Oktober hingga 2 Nopember 2018. Mereka akan bertugas di Malaysia selama 2 tahun.
Pada pelepasan guru ke Malaysia tersebut dihadirkan pula 42 guru bagi anak-anak Indonesia yang telah menyelesaikan tugasnya di Filipina.