JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan demi mewujudkan Indonesia Maju di tahun 2045, maka sektor manufaktur harus juga bersiap maju, startup atau wirausaha harus bertambah banyak, serta penguatan ekonomi berbasis digital harus terus dikembangkan.
“Peran Kemenristek/BRIN salah satunya adalah mengembangkan ekonomi digital. Kami turut bertanggung jawab untuk menciptakan sebanyak mungkin startup baru dan memastikan kontinuitas dari startup tersebut,” ujar Menteri Bambang saat menghadiri acara Kemlu for Startup: Menarik Investasi Modal Ventura Lokal dan Internasional, Selasa (25/11).
Dalam kesempatan tersebut Menteri Bambang menekankan pentingnya menciptakan lebih banyak startup di Indonesia, terutama berbasis ekonomi digital. Startup tersebut diharapkan tidak hanya menjadi solusi bagi kebutuhan konsumen dalam negeri, namun mampu bersaing di tingkat global. Startup Indonesia yang berhasil menembus persaingan global dapat menjadi sarana diplomasi ekonomi dan teknologi Indonesia di tingkat dunia.
Ia mengapresiasi upaya Kementerian Luar Negeri mencari alternatif pengembangan startup yang ada di Indonesia. Agar kontinuitas dari startup dapat terjaga maka diperlukan peran pemerintah untuk memediasi para pelaku startup dengan para pemilik modal ventura (Triple Helix: Academician, Business, Government).
“Startup di Indonesia butuh pendanaan lebih lanjut untuk membuat mereka menjadi lebih besar untuk membuat mereka masuk pasar international atau menjadi pemain yang besar. Karena itu mereka butuh ‘venture capital’ baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dengan upaya ini kita harapkan dapat melahirkan makin banyak startup, yang merupakan calon entrepreneur masa depan,” jelasnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menilai bahwa startup sebagai pelaku bisnis dalam ekosistem ekonomi digital merupakan tumpuan penting untuk mendorong perekonomian Indonesia. Ia mengatakan, startup adalah andalan dan salah satu pilar untuk diplomasi ekonomi.
“Perusahaan modal ventura dan startup merupakan agen-agen diplomasi ekonomi sektor digital yang sangat penting. Kegiatan ini merupakan merupakan ajang curah gagasan dalam upaya membangun ekosistem ekonomi digital Indonesia yang kondusif,” terangnya.
Lebih lanjut Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan pemerintah berupaya memfasilitasi perkembangan startup agar arah ekosistem ekonomi menjadi baik, sehat dan interaktif. Dia mengatakan bahwa pemerintah berharap ajang Kemlu for Startup dapat menampung masukan dan saran mengenai bagian-bagian mana yang menjadi kebutuhan startup ataupun investor yang dapat dibenahi.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir CEO of GDP Venture Martin Hartono, Managing Partner dan Co-Founder Ideosource Andi S Boediman, Inverstement Manager Finch Capital Irman Putra, CEO BRI Ventures Nicko Widjadja, Bendahara Amvesindo Edward Chamdani, CEO dan CTO GDP Labs On Lee, CEO Minutes Apps Angki Rinaldy, Chief of R&D of Center of AI ITB Dessi Puji, President Director Central Capital Venture, Armand Widjadja, Director of Mandiri Capital Indonesia Joshua Agusta, Head of Technologi Governance and Digital Transformation Nodeflux Thilma Komaling, Executive Director Vertex serta tamu undangan lainnya.