JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan gelar nonton bareng (nobar) film Indonesia di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/8/2017) malam. Nonton bareng ini digelar dalam rangka hari konservasi alam nasional 2017.
Dua film musik Indonesia karya sutradara remaja Natasha Dematra yaitu “Bumiku” dan “Lagu Untuk Alam” akan ditonton bareng oleh lebih 200 siswa SMA Peserta Jambore Nasional dan tokoh masyarakat di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi.
“Saya harap lingkungan hidup dapat menjadi isu yang tidak lagi dipandang sebelah mata namun menjadi isu yang penting bagi kita semua,” ucap gadis yang telah meraih “Environmental Award” dan berbagai penghargaan kemanusiaan dari berbagai institusi di dalam dan luar negeri, dalam sambutannya lewat video yang ditayangkan.
Lagu ”Bumiku” dan “Lagu Untuk Alam” merupakan kampanye lingkungan hidup sekaligus soundtrack film dokumenter berjudul Siti Nurbaya Bakar: Srikandi Pembawa Perubahan yang disutradarai oleh sang ayah, Damien Dematra.
Bulan November tahun lalu, film musik “Bumiku” telah diputar dalam konferensi Perubahan Iklim PBB di Marrakech, Maroko. Sedangkan pada awal bulan Februari, International Independent Film Awards menganugerahkan penghargaan Medali Emas Soundtrack Terbaik kepada film yang diluncurkan pada bulan September 2016 di Manggala Wanabakti tersebut. Pada bulan Juni 2017, Silver Palm Award diraih untuk kategori Film Musik Terbaik di Mexico International Film Festival.
Film musik “Lagu Untuk Alam” pertama kali diluncurkan pada Hari Lingkungan Hidup 2016 dan berhasil menyentuh hati para hadirin. Film musik ini terpilih sebagai materi kampanye lingkungan hidup. Lagu dalam film musik ini diciptakan oleh Natasha Dematra dan musisi senior Abah Ukam, dan diaransemen oleh Andri Haq; lagu ini juga dibuat versi bahasa Inggris dengan editor Rebecca Bird.
Taman Nasional Baluran, persisnya terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Taman ini memiliki 26 jenis mamalia dan 155 jenis burung. Taman Nasional dengan simbol banteng ini juga mendapat julukan Afrika di Jawa dengan luas 25 ribu hektar.