JAKARTA, MENARA62.COM– Program Keluarga Berencana (KB) hingga kini masih menimbulkan pro dan kontra baik dari kelompok masyarakat adat, pemuka agama maupun kelompok sosial lainnya. Meski demikian, program KB bisa berjalan dengan baik terbukti dengan menurunnya angka rata-rata kelahiran sejak program KB digaungkan.
“Pro kontra program KB masih ada hingga sekarang. Kelompok fundamentalis misalnya, kita harus arif dan bijak menyikapinya,” jelas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Candra Surapaty saat membuka Pertemuan Diseminasi Hasil Penelitian “KB dan Islam: Pandangan Tokoh-Tokoh Muslim Moderat, Senin (27/03/2017).
Menurut Surya, keberhasilan program KB tentu tidak terlepas dari dukungan dan komitmen penentu kebijakan, baik tokoh formal, tokoh masyarakat, pemuka agama dan organisasi sosial masyarakat lainnya. Dan dukungan serta komitmen tersebut perlu terus dilanjutkan untuk keberhasilan pembangunan sektor kependudukan dimasa depan.
Data proyeksi penduduk tahun 2010-2035, menunjukkan bahwa Indonesia akan mengalami era bonus demografi, dengan puncaknya terjadi pada tahun 2020–2035, dimana proporsi angkatan kerja (usia produktif) pada saat itu meningkat mencapai 60-70 persen. Pada kurun waktu tersebut Indonesia akan mengalami “Jendela peluang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dimana beban ketergantungan semakin kecil dengan proposi angkatan kerja yang berlimpah.
“Situasi tersebut diharapkan bisa meningkatkan penghasilan keluarga, dan keluarga bisa meningkatkan tabungan karena tanggungan semakin kecil,” lanjut Surya.
Bonus demografi tersebut bisa terjadi, akibat dampak dari penurunan angka kelahiran dari 5,6 pada tahun 1970-menjadi 2,6 data SDKI 2012. Penurunan angka kelahiran ini berdampak pada perubahan struktur penduduk di Indonesia.
Surya mengatakan keberhasilan program KB dengan turunnya angka kelahiran tersebut harus terus dipertahankan. Munculnya pandangan yang kontra terhadap program KB tetap harus disikapi dengan bijak dan arif.
“Kita perlu susun strategi baru untuk meningkatkan pemahaman yang utuh, baik dan benar tentang program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, sehingga ke depan sikap yang kontra ini bisa berubah dan pada akhirnya mendukung program pembangunan kependudukan di Indonesia,” tutup Surya.