32.7 C
Jakarta

Kerjasama BULOG – PT. BLST Perkuat Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim Komoditas Padi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Perum BULOG dan PT Bogor Life Science and Technology (PT. BLST) mengadakan kerjasama dalam Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim Komoditas Padi. Kerjasama ini adalah langkah strategis Perum BULOG bersama PT. BLST dalam meningkatkan produktivitas petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional dengan dukungan teknologi modern dan bibit unggul dan Perum BULOG dapat siap menjaga stabilitas dan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Bertempat di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Selasa (3/9), pihak Perum BULOG diwakili oleh Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik, Mokhamad Suyamto dan dari PT. BLST dihadiri oleh Direktur PT BLST IPB, Dr. Ir. Naufal Mahfudz, MM. Adapun 3 ruang lingkup dalam Nota Kesepahaman ini yaitu, yang pertama Introduksi dan pendampingan pelaksanaan Teknologi Budidaya Padi Cerdas Iklim di lahan petani mitra binaan oleh PT BLST, yang kedua Pembelian hasil produksi gabah kering panen dari hasil penggunaan Teknologi Budidaya Padi Cerdas Iklim yang telah diterapkan bersama petani budidaya binaan oleh Perum BULOG, dan yang ketiga Pelaksanaan Kegiatan Riset bersama Untuk Menguji Teknologi Budidaya Cerdas Iklim yang paling tepat diterapkan di lokasi yang disepakati bersama.

Dalam sesi tanya jawab dengan para media, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menyampaikan, “Setelah kita ketahui bersama Bulog ditugaskan untuk mengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah, pengadaan kita selama ini banyaknya melalui mitra kerja, kita sedang menggalakkan Program untuk Huluisasi artinya kita akan mulai masuk ke Hulu dan kita membangun Modern Rice Milling Plant, kemudian kita juga langsung bekerja sama dengan petani, kita kemas dengan Program Bulog namanya Mitra Tani, tujuannya pertama meningkatkan produktivitas sehingga nantinya kesejahteraan petani meningkat, yang kedua Bulog akan mendapatkan kepastian jaminan yaitu bahan baku gabah untuk diolah dan pada akhirnya bisa memperkuat stok beras pemerintah.”

“Dengan tindak lanjut MoU ini kita akan mendapatkan benih yang unggul dan kemudian nanti di dalam teknologi atau pada saat pelaksanaan budidaya juga akan dikawal, kita akan coba konsep Asta Catha Padi dan kita tindak lanjuti dan kita coba dibeberapa lokasi. Cadangan Beras Pemerintah ini, kita beli dari lahan-lahan yang hasil kerjasama dengan kita, jadi ada kepastian tadi bahwa beras itu ada di Gudang Bulog, jadi ketika pada saat panen pun seperti saat ini, tapi harga masih tinggi dan juga kita harus bersaing dengan pihak swasta yang bisa memicu kenaikan harga, kita sudah punya lahan sendiri, jadi ada kepastian untuk Cadangan Beras Pemerintah. Bulog sudah banyak membangun kemitraan dengan petani, berupa pemberian input produksinya seperti pupuk, kemudian kita kawal dan hasilnya kita serap.”

Direktur BLST IPB, Naufal Mahfudz, menyatakan bahwa Nota Kesepahaman antara Bulog dengan BLST Group dan PT Botani Seed Indonesia ini merupakan langkah awal untuk menghilirkan teknologi kepada masyarakat. “MoU antara Bulog dengan BLST, di mana PT Botani Seed Indonesia sebagai anak perusahaan, akan melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan mitra tani untuk mendiseminasikan hasil inovasi ini ke masyarakat. Ini teknologi sayang kalau masyarakat tidak menikmati hasil dari inovasi ini,” ungkapnya.

Selain itu, Direktur PT Botani Seed Indonesia Dadang Syamsul Munir, menambahkan pihaknya hari ini telah melakukan penandatanganan MoU dengan Perum BULOG. “Bagaimana mengimplementasikan rumusan tersebut supaya bisa dikerjakan petani di Indonesia,” kata Dadang. Ia menyebutkan, implementasi rumusan Padi Cerdas Iklim ditargetkan akan dilakukan awal tahun 2025. Hal itu pun sudah didiskusikan dengan Perum BULOG.

“Insya Allah awal tahun depan sudah mulai masuk karena kita IPB kurang lebih tujuh varietas, IPB 3S, IPB 9G, IPB 10G, IPB 11S BEPE, IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S dan itu punya kecocokan dengan berbagai lokasi dan punya kualitas berbeda-beda,” jelasnya.

Mokhamad Suyamto menambahkan “Bahwa hasil panen raya kemarin, kemudian prakiraan surplus di Bulan Agustus, September, Oktober ini nanti justru menjadi potensi untuk mendongkrak produksi kurang di Bulan November-Desember yang merupakan siklus tahunan. Bulog saat ini tetap meningkatkan stok dan kemudian nanti akan menggunakan pada saat Bulan November, Desember, Januari, Februari untuk menggelontorkan untuk stabilisasi harga ditingkat konsumen. Kalau stok yang Bulog kuasai saat ini sudah sekitar 1,4 juta ton, itu hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan kebutuhan penyalurannya.” (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!