PEKALONGAN, MENARA62.COM — Kerugian kebakaran kapal di Pekalongan capai RP 20 miliar. Kerugian terbakarnya lima kapal nelayan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin (17/9/2018) diperkirakan mencapai Rp20 miliar.
Perkiraan kerugian ini diungkapkan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pekalongan Imammenu Harun.
“Kerugian materi akibat kebakaran yang menimpa lima kapal, kami perkirakan mencapai lebih Rp20 miliar. Itu dengan asumsi setiap kapal ikan jenis purse seine cakalang yang berbobot sekitar 150 gross ton (GT) itu mengalami kerugian sekitar Rp5 miliar,” katanya di Pekalongan, Rabu (19/9/2018), seperti dilansir Antara.
Menurut dia, kebakaran yang menimpa lima kapal ikan di dok atau galangan PT Bintang Harapan Kota Pekalongan telah berhasil dipadamkan pada Rabu pagi dan sejumlah petugas pemadam kebakaran masih terus melakukan proses pendinginan agar sisa api tidak lagi membesar.
Lima kapal yang terbakar di Sungai Kaliloji, Pekalongan pada 17 September tersebut yaitu KM Inti Makmur, KM Bintang Rejeki B, KM Sumber Jaya B, KM Kasih Utama dan KM Jawa Sentosa.
Adapun, bangkai lima kapal tersebut masih berada di lokasi dan mengapung di Kali Kupang yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP).
Kondisi empat dari lima kapal itu tampak sudah hangus lebih dari 75 persen sedang satu lainnya masih cukup utuh, meski pada beberapa bagian sudah ada yang hangus.
“Kami turut prihatin atas terjadi kebakaran yang menimpa lima kapal itu. Apakah kapal tersebut diasuransi atau tidak kami belum tahu persis. Hanya saja kemungkinan belum diasuransikan” katanya.
Menurut dia, setelah adanya kejadian terbakarnya kapal itu, maka aktivitas di perusahaan dok kapal dihentikan sementara.
Peristiwa terbakarnya kapal yang sedang docking atau perbaikan itu, kata dia, terjadi sudah dua kali selama dua tahun terakhir ini. Sebelumnya, kebakaran juga terjadi pada November 2016 dengan dua unit kapal ikan yang sedang perbaikan di dok PT Bintang Makmur Swadaya. Kedua kapal itu ludes terbakar. Terakhir, lima kapal pada 17 September 2018.
“Oleh karena itu, kami berharap pemerintah dapat menyediakan sarana atau mobil pemadam kebakaran yang selalu siaga di lokasi untuk mengantisipasi terjadinya kapal terbakar,” katanya.