MAKKAH, MENARA62.COM — Kepala Pusat Kesehatan haji Dr Budi Sylvana, MARS di Makkah, Kamis (14/7/2022) mengungkapkan, kesehatan jemaah haji terus dipantau. Ia menjelaskan, pemantauan kesehatan jemaah haji Indonesia pasca kepulangan jemaah haji juga tetap dilakukan.
Fase kepulangan jemaah haji Indonesia akan dimulai pada Jumat (15/7/2022). Direncanakan, ada enam kloter pertama yang akan diterbangkan pulang ke tanah air. Mereka bertolah dari bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.
Jamaah haji yang kembali ke Indonesia, menurut Budi, setiba di bandara kedatangan akan dilakukan pengawasan kesehatan dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Langkah ini mengacu pada Surat Edaran Satgas COVID-19 nomor 22 tahun 2022 tentang protokol kesehatan perjalanan luar negeri pada masa pandemi COVID-19. Serta mengacu pada Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/C/2782/2022 Tentang Pemeriksaan dan Pengawasan Jemaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi.
Terkait pengawasan kesehatan dibandara, Budi menjelaskan, dilakukan melalui pengecekan suhu menggunakan thermal scanner dan thermal gun, serta tanda dan gejala penyakit menular potensial wabah termasuk COVID-19.
“Apabila ditemukan gejala COVID-19 atau suhu tubuh diatas 37,5 derajat celcius, maka akan dilakukan pemeriksaan konfirmasi dengan RT-PCR,” ujarnya.
Budi mengatakan, bagi jemaah yang dalam kondisi sehat dapat kembali ke daerahnya masing-masing. Jemaah haji diminta mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji/ K3JH, dan melakukan pengawasan kesehatan secara mandiri selama 21 hari kedepan.
“Jamaah agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila merasakan keluhan kesehatan,” ujarnya.
Pengawasan kesehatan secara mandiri, menurut Budi, dilakukan untuk mengantisipasi infeksi penyakit menular, diantaranya COVID-19, meningitis, MERS COV, Polio, dan penyakit yang dapat menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC).
Ia juga menegaskan, jemaah haji tidak akan menjalani karantina terpusat selama 21 hari. Jemaah haji, dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Budi mengingatkan jemaah agar melakukan pengawasan kesehatan secara mandiri.
Jemaah sakit
Untuk jemaah sakit yang akan dipulangkan lebih awal (tanazul) sebanyak 51 orang. Proses pemulangan itu, dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kelaikkan terbang. Selanjutnya, jemaah yang sakit dan masih ada di Arab Saudi, akan terus dilakukan evaluasi kondisi kesehatannya.