JAKARTA, MENARA62.COM – Persoalan kurang gizi dan stanting tidak hanya masalah kurangnya akses terhadap bahan pangan. Namun ketidakpahaman masyarakat terkait gizi menjadi faktor mengapa kasus gizi kurang di Indonesia cukup tinggi.
Itu sebabnya kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Anung Sugihantono, kasus kurang gizi tidak hanya ditemukan pada masyarakat miskin. Kasus kurang gizi juga ditemukan pada masyarakat kelas menengah hingga kaya.
“Banyak anak-anak dari kalangan orang mampu yang menderita kurang gizi,” kata Anung di sela Peringatan Hari Gizi Nasional, Kamis (24/01/2018).
Mereka tidak tahu bahwa anaknya menderita gizi buruk. Menyadari anak gizi kurang atau gizii buruk setelah mengalami pelambatan pertumbuhan, seperti kurus dan stanting.
Upaya menekan kasus kurang gizi, pemerintah diakui Anung akan memperluas cakupan kampanye dan edukasi terkait gizi dengan melibatkan banyak pihak. Tidak hanya petugas kesehatan tetapi juga instansi lain, masyarakat dan anggota keluarga.
Edukasi gizi ini bahkan akan menyentuh hal- hal yang tidak berhubungan langsung dengan gizi pangan. Seperti gaya hidup sehat, sanitasi sehat, perilaku hidup sehat dan lainnya. Sebab hal- hal tersebut memberikan pengaruh signifikan pada kesehatan dan pemenuhan gizi penduduk.