24.1 C
Jakarta

Ketika Presiden Rusia Bebas Ditanyakan Apapun

Baca Juga:

Vladimir Putin, Berani menjawab semua pertanyaan media. Sumber : Bangkok Post

 

SAMARA, Menara62.com – Bulan Desember adalah bulan yang penting bagi Rusia. Bukan saja masyarakat sibuk untuk merayakan tahun baru dan natal, tapi juga bagi kehidupan bernegara.

Presiden Rusia, Vladimir Putin di bulan Desember menggelar agenda tahunan yang penting bagi kehidupan bernegara mereka. Beliau menggelar konferensi pers maraton, dengan durasi lebih dari empat jam.

Konferensi pers maraton ini digelar Kamis 19 Desember 2019. Digelar sejak 2017, forum tersebut dikhususkan bagi perwakilan semua jurnalis di Rusia, baik Jurnalis media pemerintah maupun independen. Di forum tersebut semua jurnalis bebas bergantian mengajukan pertanyaan, apapun boleh ditanyakan.

Istimewanya, forum ini tidak melibatkan unsur pemerintahan lain, seperti perdana menteri, menteri, ataupun anggota dewan. Hanya Putin sendiri, duduk di balik meja besar, dan menghadapi semua pertanyaan wartawan.

Tanpa teks, tanpa bantuan, dan tanpa petunjuk apapun. Presiden Rusia ini menjawab semua pertanyaan, tanpa melimpahkan kepada bawahannya. Seolah beliau sangat menguasai dan tahu semua yang terjadi di negaranya. Sehingga tidak perlu cuci tangan dengan meminta menanyakan ke menteri yang bersangkutan.

Forum tersebut, seperti demonstrasi langsung di depan presiden. Semua peserta yang sedang belum dapat jatah bertanya, bebas mengangkat kertas karton berisi tulisan mengkritisi atau mengapresiasi presiden.

Konferensi pers Kamis lalu itu berdurasi empat jam sembilan belas menit. Pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan ringan, bahkan banyak yang membuka rahasia negara dan menyorot hal-hal tabu di Rusia.

Pembahasan pada konferensi pers tersebut antara lain mengenai perubahan iklim, hubungan dengan China, pemakzulan Donald Trump, proteksionisme terhadap agen asing di Rusia, masalah energi, ekonomi, hingga masalah konflik Rusia dengan Ukraina, Libia, dan Suriah. Bahkan di forum tersebut, Putin ditanyai tentang kemungkinannya memperpanjang lagi masa jabatannya sebagai Presiden Rusia.

Semua pertanyaan dijawab dengan terbuka oleh Putin. Persoalan apakah jawaban tersebut memuaskan atau tidak, itu kembali ke subjektivitas masyarakat dalam beropini. Masyarakat bebas menafsirkan jawaban Putin dengan penilaiannya masing-masing.

Indonesia Kapan Bisa Mencontoh

Seorang Presiden menggelar konferensi pers adalah hal yang wajar. Namun seorang presiden berani “disidang” oleh jurnalis selama berjam-jam “sendirian”, tanpa bantuan dari koleganya, oligarkinya, menterinya, ataupun anggota dewan dan pendukungnya adalah ha; yang sangat berani.

Negara dengan level jurnalistik yang ketat dan proteksionis saja, berani melakukan hal tersebut. Khususnya, Vladimir Putin berani melakukan hal itu. Sehingga aspirasi masyarakat, skeptisme masyarakat, dan kritisi masyarakat yang diwakili oleh para jurnalis tersampaikan langsung kepada presiden.

Putin sebagai Presiden Rusia mencatat sendiri apa yang sebenarnya jadi keresahan masyarakat. Putin juga turun tangan sendiri, mewakili negara memberika klarifikasi dan jawaban resmi atas nama negara. Sehingga tanggungjawab negara memberi jawaban dari keresahan rakyat disampaikan langsung oleh pemimpin tertingginya tanpa diwakili.

Indonesia memang punya sistem pertanggungjawaban Presiden sendiri. Pada Sidang Tahunan MPR, Presiden RI memberikan pertanggungjawabannya. Tapi forum tersebut adalah forum para elit politik. Suara rakyat diwakilkan oleh elit politik, yang bersuara dengan framing kepentingan politiknya masing-masing.

Ada baiknya, Presiden RI, Bapak Joko Widodo mencontoh pula keberanian Vladimir Putin. Berani tampil sendiri, menggelar konferensi pers berskala nasional, dihadiri semua media pemerintah ataupun independen. Berani menerima kritisi langsung, berani ditanyakan langsung, berani menjawab langsung, berani disidang langsung oleh keresahan masyarakat. Tanpa cuci tangan sana sini.

Kalau Presiden kita, yang sangat demokratis, Bapak Joko Widodo berani melakukan itu. Masa depan demokrasi di negeri kita akan cerah. Presiden langsung yang menjawab semua persoalan, kredibilitas Presiden kita akan terangkat, dan kepercayaan masyarakat pada negara juga akan terangkat. Terlebih, pendidikan politik negara kita bisa naik kelas.

Namun kembali, itu hanya jika Presiden kita suatu saat nanti berani. Dan semua dampak positifnya, kembali pada kualitas penyampaian presiden kita pada forum tersebut, suatu saat nanti.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!