TULUNGAGUNG, MENARA62.COM–Pagersari menjadi saksi sejarah lahirnya Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah hasil dari Diklatsar beberapa waktu lalu. Dari tempat ini, telah diluluskan 82 anggota Kokam. Bertempat di halaman MIM Pagersari, Kalidawir, Tulungagung mulai pukul 08.30 WIB, Ahad (2/4/2017) acara pengukuhan yang diiringi tabligh akbar dengan pemateri Komandan Kokam Pusat, Dahnil Anzar Simanjuntak dilakukan.
Acara juga dihadiri oleh AG 1 istilah keren yang diberikan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo beserta jajarannya, dan Muhammad Farid, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung dan Pimpinan Daerah Aisyiyah beserta jajarannya.
Suasana pengukuhan itu amat semarak, karena sebagian besar masyarakat desa hadir. Halaman yang luas dari madrasah terasa sesak dan suasana jadi gerah. Acara diawali dengan beberapa sambutan.
Sambutan pertama disampaikan Muhammad Farid, yang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak serta menyatakan pengukuhan ini sebagai awal kebangkitan dari Pemuda Muhammadiyah dari Kokam.
Setelah sambutan dari Ketua PDM, acara pengukuhan dengan pembaretan dilakukan oleh Dahnil, sapaan akrab ketua umum Pemuda Muhammadiyah pada lima anggota Kokam di atas panggung.
Syahri Mulyo berharap, pemuda Muhammadiyah dengan Kokamnya bisa bersinergi dengan pemerintah, minimal ketika terjadi bencana berupa SAR. Keamanan di wilayah Tulungagung juga bisa terjaga sehingga menciptakan Tulungagung yang “ayem tentrem mulyo lan tinoto” dan itu Kokam bisa berperan aktif.
Acara selanjutnya dilakukan tabligh akbar yag mengangkat tema “menguatkan peran Kokam Tulungagung dalam menjaga ukhuwah Islamiyah mengawal NKRI dan Pancasila serta menggembirakan kemanusiaan”.
Kokam, tugas pertama mampu menjaga ukhuwah Islamiyah. Kokam tidak perlu membubarkan pengajian kelompok lain yang tidak sepaham. Kokam tidak perlu ikut nahi mungkar dengan cara kekerasan, karena punya aparat keamanan. “Cukup lapor dan lapor. Jika tidak ada tindakan maka publikasikan lewat media tentang ketidakbecusan aparat,” ujar Dahnil.
Dalam Mars Kokam, sudah ada semua kekuatan. “Kata tauhid yang merupakan kekuatan sejati. Kemudian “ilmu” yang menjadi penopang kekuatan selanjutnya. Maka Kokam tidak perlu menggunakan kekerasan jika ada yang tidak disetujui,” ujar Dahnil mengingatkan pada seluruh anggota Kokam.
Udara yang mulai panas, membuat hadirin berkipas-kipas namun tidak menyurutkan semangat. Terbukti, tidak ada yang pulang sebelum waktu pulang tiba.
“Dalam mengawal NKRI dan Pancasila, Kokam selalu terdepan. Kelahiran Kokam merupakan pembelaan keduanya dari rongrongan gerakan kiri,” jelas Dahnil.
Menggembirakan kemanusiaan dengan perlu adanya warung dhuafa. Orang lapar jangan diceramahi tauhid dulu tapi beri makan. Kemudian Dahnil bercerita tentang kasus Siyono dan peran Kokam disana. “Kokam tidak gentar menghadapi pasukan bertopeng dari Densus 88 yang mencoba menakut-nakuti masyarakat disana. Dan Kokam bisa tampil dengan kekuatan tauhid menghibur dan menciptakan rasa aman warga desa disana. Dan ini sebagai bentuk menggembirakan kemanusiaan,” ujar Dahnil.