PANDEGLANG, MENARA62.COM – Mathla’ul Anwar bukan untuk anak cucu pendirinya, tetapi untuk kita semua. Demikian ditegaskan oleh Trisna Ningsih Yuliati, putri pendiri Provinsi Banten dan Universitas Mathlaúl Anwar (UNMA) Banten HM Irsjad Djuwaeli di Kampus UNMA Banten, Saketi, Pandeglang, Sabtu (21/09).
“Butuh rasa tanggung jawab yang besar terhadap lembaga ini. Mathla’ul Anwar bukan hanya warisan pribadi, melainkan sebuah amanah yang harus dijaga dan dikembangkan bersama, Lembaga pendidikan ini adalah simbol harapan dan perjuangan, juga tanggung jawab kita semua untuk melestarikannya.” Jelas Trisna yang Juga bendahara Dewan Pimpinan MUI.
Pernyataan Trisna disampaikan sebelum penyerahan aset atas nama almarhum HM Irsjad Djuwaeli kepada Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA). Aset seluas sekitar 10 hektare merupakan wakaf yang selama 20 tahun ini diberdayakan sebagai lokasi kegiatan perkuliahan UNMA Banten.
Peristiwa penyerahan aset ini merupakan puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kampus terbesar di Pandeglang, Banten. “Mari kita bergandeng tangan demi menciptakan masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita,” tambah Trisna.
Sebelumnya, Rektor UNMA Banten Syibli Syarjaya memaparkan sejarah pendirian kampus pada Muktamar ke-13 Mathla’ul Anwar di Menes, Banten, 12-15 Juli 1985. “Di bawah kepemimpinan Pak Burhani dan Pak Irsjad Djuwaeli, para mengamanatkan pendirian perguruan tinggi,” kata Syarjaya.
Rektor UNMA Banten juga menjelaskan tokoh-tokoh yang berperan dalam pendirian Sekolah Tinggi Syariah Mathla’ul Anwar (STISMA) hingga menjadi UNMA Banten. Bahkan, Syarjaya juga memperlihatkan prasasti bertuliskan nama-nama Dewan Pendiri UNMA Banten di depan Gedung Rektorat.
“Semua catatan sejarah tersebut membuktikan bahwa HM Irsjad Djuwaeli memliki peran penting, sejak masih muktamar hingga beliau wafat,” tambah Syarjaya.