28.8 C
Jakarta

Kisah Isyroqi, Hafizh Tuna Netra dari Mojokerto

Baca Juga:

Isyroqi Nur Muhammad Limi’roji, hafizh tuna netra dari Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah, peserta MHZ 3 di Pesantren Darunnajah.

JAKARTA, MENARA62.COM – Ada yang spesial dari perhelatan Musabaqoh Hifzhul Qur’an (MHZ) ke 3 Antar Pondok Pesantren se – Indonesia. Pada acara yang diselenggarakan dari hasil kerjasama Pesantren Darunnajah dengan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an, Doha, Qatar ini ada peserta tuna netra.

Dia adalah Isyroqi Nur Muhammad Limi’roji, santri asal Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah, Mojokerto. Keterbatasan fisik tidak menghalangi Isyroqi untuk mengikuti perlombaan ini.

Santri penyandang tuna netra yang kini masih duduk di kelas 3 Aliyah itu menuntaskan wasiat sang ayah sebelum meninggal agar anaknya menjadi penghafal Al-Qur’an. Walau terkesan sebuah beban yang sangat berat, sejak kecil, Isyroqi begitu bersemangat untuk menyandang status hafizh seperti ayahnya. “Dulu almarhum ayah saya pernah menjadi juara tahfiz di Jakarta,” kata Isyroqi, Ahad (29/10) di sela-sela MHZ 3.

Isyroqi Nur Muhammad Limi’roji, hafizh tuna netra dari Mojokerto, saat mengikuti MHZ 3 di Pesantren Darunnajah, Jakarta.

Isyroqi mengisahkan usahanya mulai menghafal Al-Qur’an ketika berumur 8 tahun. Aktivitas menghafal 30 juz firman Allah SWT ini diselesaikan Isyroqi saat berumur 13 tahun.

Perjuangannya untuk mampu menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah. Keterbatasan indera penglihatan memaksa Isyroqi menempuh metode menghafal Al-Qur’an dengan metode sima’ah.

Untuk itu, dia harus mendengarkan ibunya membacakan kalimat demi kalimat dari ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, Isyroqi juga menggunakan rekaman suara untuk menghafalkan rangkaian ayat-ayat suci ini.

Bahkan, Isyroqi mengaku sampai harus menangis saat sang ibu tetap memaksanya ketika dia sedang malas menghafal. “Ketika saya sedang malas-malasnya, ibu tetap memaksa saya untuk tetap menghafal, hingga akhirnya saya menghafal sambil menangis,” lanjut Isyroqi.

Isyroqi berpesan kepada generasi penerus bangsa untuk selalu bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an. Agar lancar dalam menghafar, Isyroqi mengingatkan untuk selalu mengimbangi antara usaha dan do’a. Di akhir perbincangan, dia menambahkan agar kita tidak hanya sekadar menghafal tapi juga memastikan hafalan kita selalu lancar.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!