27.8 C
Jakarta

Kisah Para Guru Honorer Kota Kendari Lolos Seleksi ASN PPPK, Ada yang 19 Tahun Mengabdi!

Baca Juga:

KENDARI, MENARA62.COM – Penantian panjang Hatta Saputra, seorang guru honorer SMA Negeri 2 Kendari akhirnya berbuah manis ketika tahun 2023 lalu dinyatakan lolos dalam seleksi ASN PPPK. Pria lulusan IAIN Kendari tersebut telah gagal dua kali dalam seleksi ASN-PPPK guru.

“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa lolos seleksi ASN PPPK pada tahun ketiga saya mendaftar,” ujar Hatta dijumpai di sela kegiatan mengajarnya, Selasa (20/8/2024).

Lebih berbahagia lagi karena penempatan tugasnya justeru di SMA tempat mengabdi sebagai tenaga honorer selama 5 tahun. Dengan demikian, ia tidak perlu lagi beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

Hatta berkisah ihwal mula menjadi guru honorer di SMA N 2 Kendari. Ia menyebut sebagai rezeki yang diantar oleh teman. Bagaimana tidak, saat Hatta berniat menjadi guru honorer di sebuah pondok pesantren, tiba-tiba seorang teman mengajaknya untuk menjadi guru honorer di SMA N 2 Kendari. “Waktu itu memang ada lowongan guru agama, dan kebetulan itu memang bidang saya,” lanjutnya.

Menjadi guru ASN PPPK diakui Hatta sungguh sangat membahagiakan. Karena tidak hanya sekadar memberi kepastian terkait penghasilan (gaji), tetapi juga sekaligus karier masa depan.

“Saya tidak perlu khawatir dengan status ASN PPPK, karena guru PPPK juga bisa menjadi kepala sekolah jika memenuhi persyaratan,” tambahnya.

Dulu selama menjadi guru honorer, Hatta hanya mendapatkan gaji sekitar Rp700 ribu per bulan. Dan itupun diterima setiap tri wulan sekali.

Karena minimnya penghasilan, membuat Hatta tidak bisa leluasa mengembangkan ide-ide mengajarnya. “Kalau kita mau berinovasi, berimprovisasi kan butuh dana. Minimal perlu buat beli paket data,” katanya.

Kini dengan statusnya yang naik menjadi ASN PPPK, Hatta berhak mendapatkan gaji Rp3,2 juta per bulan. Gaji tersebut diterima rutin tiap bulan, tidak lagi per triwulan.

Tidak hanya itu, status ASN PPPK juga membuat Hatta semakin percaya diri ketika berkumpul bersama komunitas guru. Rencananya untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru, Hatta akan mendaftar program Guru Penggerak.

Menjadi guru diakui Hatta merupakan cita-citanya sejak kecil. Lingkungan keluarga dimana ibunya adalah seorang guru SMP telah ikut andil besar untuk membentuk cita-citanya. “Ya saya sangat senang melihat ibu bekerja sebagai guru. Bisa kumpul dengan anak-anak yang selalu penuh cerita,” jelasnya.

Tidak hanya Hatta, cerita bahagia juga disampaikan Resya Maya, guru SD di Kota Kendari. Setelah 19 tahun mengabdi sebagai guru honorer, akhirnya dinyatakan lolos ASN PPPK pada 2021.

Uniknya, Resya Maya pada tahun yang sama juga lolos program Guru Penggerak dan sertifikasi kompetensi. “Usia saya waktu itu sudah 47 tahun. Tetapi saya tetap semangat untuk belajar melalui program Guru Penggerak,” tambahnya.

Semangat untuk terus belajar tersebut tidak luntur meski saat ini sudah menginjak usia 50 tahun. Baginya belajar dan terus belajar bukan monopoli guru-guru muda. Guru senior pun wajib untuk terus belajar dan beradaptasi.

“Memang tidak mudah belajar teknologi. Tetapi melalui program Guru Penggerak saya diajarkan bagaimana memanfaatkan teknologi internet untuk menunjang kegiatan mengajar,” kata Resya Maya.

Baharuddin Yusuf, guru SMP N 17 Kota Kendari juga menyampaikan kegembiraannya, karena diangkat menjadi ASN PPPK. “Padahal honorer saya di sekolah swasta. Tetapi ternyata saya punya hak yang sama untuk menjadi ASN PPPK,” katanya.

Baik Hatta, Resya Maya maupun Baharuddin Yusuf berharap pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK tetap dilanjutkan hingga semua guru honorer memiliki status ASN PPPK. Karena melalui ASN PPPK, para guru dapat meningkatkan kesejahteraan dan lebih penting lagi adalah bahagia menjalani profesi sebagai pendidik.

Sementara itu, Dirjen GTK Nunuk Suryani mengatakan pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK akan terus dilanjutkan hingga tuntas. Saat ini tercatat masih ada 575.506 guru non-ASN di sekolah negeri dengan 79,332 dari mapel agama dan 496,174 dari mapel di bawah Kemendikbudristek.

Ia menjelaskan dari tahun 2021 hingga 2023, sebanyak 774.999 guru ASN PPPK telah diangkat. Pada 2021, sebelum pengangkatan ASN PPPK guru, jumlah guru ASN di Indonesia hanya di angka 1,286,079. Dalam 3 tahun, jumlah ASN guru meningkat sebanyak 61%.

“Saat ini, penataan guru masih terus berjalan dikarenakan sebaran guru di Indonesia yang masih belum merata. Guru akann dipetakan dan didistribusikan berdasarkan statusnya sehingga tidak ada penumpukan guru di suatu sekolah tertentu,” jelasnya.

Penataan guru nantinya akan mempermudah koordinasi guru antar jenjang sehingga menjamin kontinuitas pembelajaran dan mempermudah redistribusi guru profesional.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!