29.2 C
Jakarta

Kluster Pertanian, Strategi Hentikan Impor Beras

Baca Juga:

BOJONEGORO, MENARA62.COM— Program kluster pertanian yang tengah disiapkan oleh pemerintah, diyakini mampu mengurangi ketergantungan terhadap beras impor. Peryataan ini ditegaskan Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (7/1/2017).

Puspayoga di  Bojonegoro antara lain mengunjungi KUD Padangan, di Kecamatan Padangan.

Untuk menyiapkan kluster ini, pada tahap awal, Kementrian Koperasi dan UKM sudah menyiapkan lima kluster pertanian di lima daerah, dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektar.  Nantinya akan ada 65 kluster pertanian yang sekiranya akan mampu mengurangi, bahkan menhentikan ketergantungan beras impor.

Kelima daerah yang disiap itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak dan Bojonegoro. “Dari kelimanya, kluster Sukabumi yang sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses,” ujarnya.

Kluster pertanian di Sukabumi menggandeng PT Pertamina yang menyalurkan dana CSR nya melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).

Dalam hal ini, 2.400 petani yang tergabung dalam kluster tinggal berproduksi saja, sedang saprodi (sarana produksi padi) disiapkan oleh koperasi, sementara PT yang dibentuk (PT BUMR) membeli Gabah Kering Panen (GKP) seharga rp 4.500/kg lalu memasarkannya.

Menkop melihat, Bojonegoro khususnya di kecamatan Padangan ini, punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu kluster pertanian. “Disini KUD bagus dan bisa jadi contoh bagi KUD lain, ” kata Puspayoga.

Sementara itu, Ketua KUD Padangan, Mihandri Samsuri menyatakan, kesiapannya untuk menjadi kluster pertanian.

“Saat ini, kami sudah bekerjasama dengan lima Kelompok Pertanian (KK)  dimana KUD Padangan bertindak selaku inti, sedangkan KK sebagai plasma,” jelasnya.

KUD Padangan menyiapkan saprodi  dan pembiayaan untuk produkai padi yang didananai melalui unit KSP nya. Nantinya hasil produksi KK akan dibeli dan dipasarkan oleh KUD Padangan.

“Saat ini ada lima KK yang masing-masing beranggotakan 50 petani, dimana setiap KK memiliki lahan antara 50-150 hektare,” katanya.

KUD Padangan pada 2016 membukukan omset senilai Rp 37 m, aset sebesar Rp 6,137 m dan SHU sebesar Rp 710 juta sebelum pajak.

Saat ini unit usaha yang digeluti setidaknya ada  5 usaha, yaitu penyalur pupuk.bersubsidi, jasa pergudangan, unit simpan pinjam (USP), payment poin online (PPD). Sedang usaha rintisannya ada 3 yaitu sistem resi gudamg (SRG), properti dan angkutan. (Agus Yuliawan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!