BEKASI, MENARA62.COM -Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) agendakan riset tentang Kota Layak Anak. Riset ini merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka menyusun kebijakan publik.
Hal tersebut mengemuka saat dilakukan audiensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) dan Forum Literasi Jatiwaringin dengan jajaran Rektorat Unkris, Jumat (12/3/2022). Audiensi yang diikuti sekitar 20 mahasiswa tersebut dikawal langsung oleh Wakil Dekan 3 FIA Unkris Saefudin Zuhrie, S.Sos, M.IP.
Audiensi juga dihadiri Ketua DPM FIA Mordekhai, Ketua BEM Gema Putra dan perwakilan Forum Literasi Jariwaringin Arlan Kusuma dan Aditya.
Dalam kata pengantarnya, Wadek 3 menuturkan bahwa sudah tidak zamannya lagi mahasiswa hanya fokus pada pencapaian prestasi akademik. Penting pula para mahasiswa untuk bisa belajar dari lingkungan sekitarnya.
“Belajar dari lingkungan akan memberikan pengalaman yang nyata dan menuntut mahasiswa lebih fleksibel dalam cara berpikir dan bertindak,” kata Saefudin.
Ia bangga bahwa selama ini BEM FIA Unkris telah menjalin kerjasama dengan mitra eksternal. Diantaranya adalah dengan Pemkot Bekasi melalui riset terkait penanganan kaum disabilitas. Masukan tersebut dinilai sangat tepat sehingga Pemkot Bekasi menjadikan sebagai salah satu rekomendasi untuk pengambilan kebijakan dalam sidang paripurna DPRD Pemkot Bekasi.
“Ini sangat membanggakan, bahwa mahasiswa FIA Unkris karya dan hasil risetnya bisa dimanfaatkan oleh pihak lain,” tambahnya.
Bagi Saefudin, hasil riset tentang penanganan kaum disabilitas yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi Pemkot Bekasi adalah hal yang wajar. Mengingat riset atau penelitian itu dilakukan dengan proses dan kerja keras mulai dari pengumpulan data di lapangan, workshop, kajian-kajian ilmiah dari sejumlah pakar hingga penelitian. “Jadi hasilnya Insyaa Allah valid,” tukasnya.
Untuk tahun ini isu akan diangkat adalah tentang kota layak anak juga merupakan permintaan dari Pemkot Kota Bekasi untuk dilakukan penelitian , FGD , seminar sampai pada hasil guna mendorong kebijakan yang lebih tepat.
Ketua BEM Unkris Gema Putra menjelaskan tahun ini pihaknya telah menyusun sejumlah agenda termasuk untuk melanjutkan kolaborasi dengan Pemkot Bekasi. Beberapa agenda BEM FIA adalah program Taman Membaca, Webminar Mental Health, Pengabdian pada Masyarakat, Forum Group Discussion, Penelitian , FIA Career Center, hingga Workshop dan Galery Photography.
Untuk melaksanakan berbagai program tersebut BEM FIA Unkris bekerjasama dengan Forum Literasi Jatiwaringin dan DPM FIA.
Di tempat yang sama, Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono menyampaikan kebanggaannya pada para mahasiswa untuk terus berprestasi dan berkarya.
Ia mengingatkan bahwa Unkris sebagai perguruan tinggi dengan trade record yang membanggakan tidak boleh menjadi menara gading, megah dan indah untuk dipandang tetapi kurang memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. “Kita sebagai kaum akademisi harus menjadi sumber mata air bagi pemecahan solusi segala problem masyarakat sekitar, bukan malah menjadi menara gading,” jelas Rektor.
Rektor juga berharap apa yang telah dilakukan oleh BEM FIA, bisa menjadi inspirasi bagi BEM fakultas lain. Misalnya saja untuk BEM Fakultas Hukum, bisa melakukan riset tentang gerakan anti narkoba. “Silakan program yang kalian susun didiskusikan dengan LPKK Unkris,” katanya.
Selain itu, Rektor juga meminta agar hasil diskusi ini segera dilaporkan ke Dekan FIA Dr. Panji Sukmana.
Warek 3 Dr Parbuntian Sinaga pun sepakat dengan pernyataan rektor. Menurutnya, kedatangan BEM dan DPM FIA yang membawa program sangat lengkap menjadi bukti bahwa mahasiswa FIA telah melangkah lebih maju untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. “Saya hanya berpesan agar sinergi dengan pihak lain tetap dilakukan sehingga program bisa dilakukan dengan optimal. Sinergi tidak hanya dengan kalangan internal seperti LPKK tetapi juga Dinas Kominfo Kota Bekasi dan instansi lain yang berkepentingan,” tandasnya.
Sementara itu Ketua LPKK Unkris Dr Susetya Herawati menambahkan bahwa mahasiswa merupakan bagian dari intelektual terdidik , sudah saatnya mulai memikirkan lingkungan sekitar. Mahasiswa bisa punya peranan lebih dengan mengembangkan empati untuk memberikan solusi-solusi bagi masyarakat sekitar. Tentu solusi yang diberikan berdasarkan kajian akademik, memegang prinsip keilmuan, pengetahuan, dan semangat.