SURAKARTA, MENARA62.COM– Pertumbuhan koperasi dengan pola syariah cukup menggembirakan. Hingga kini tercatat sudah lebih dari 3000 koperasi syariah berkembang di Indonesia.
“Memang dibanding koperasi simpan pinjam konvesional yang sudah mencapai 11 ribuan, tentu jumlah 3000 masih jauh. Tetapi bleh dikatakan perkembangannya cukup menggembirakan,” kata Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo, pada acara Sosialisasi Direktorat Pembiyaan Syariah LPDB-KUMKM, bertajuk “Membangun Komitmen dan Kerja Bersama Mengembangkan Keuangan Mikro Syariah Indonesia“, di The Sunan Hotel, Solo, Jateng, Selasa (26/9/2017).
Ia mencontohkan di daerah Solo, Jawa Tengah. Munculnya koperasi syariah beriring dengan main berkembangnya bisnis syariah.
Menurut Braman, agar bisnis koperasi syariah dan koperasi konvensional terus berkembang, maka harus mengikuti perkembangan zaman termasuk diantaranya menyesuaikan dengan era digitali atau fintech. Saat ini, semua telah menggunakan teknologi sebagai penunjang kemudahan. Contohnya, Bank Mandiri, BTN, BNI sudah berkolaborasi menjadi satu ATM, sehingga menjadi lebih efisien.
“Jadi itu hanya sebagai contoh. Oleh karena itu sesuai harapan Pak Menteri (AAGN Puspayoga), harus ada reformasi koperasi. Kalau kita tidak kritis seperti itu akan ketinggalan,” tuturnya.
Dia menambahkan, bisnis koperasi syariah maupun koperasi konvensional khususnya di Jateng juga harus menangkap peluang usaha baik di perbankan, asuransi dan investasi senilai 40,6 juta dolar AS atau setara kurang lebih Rp 527 triliun.
“Potensi Rp 527 triliun berdasarkan data Bank Indonesia. Kalau kita lihat dari Jawa Tengah, dari rangking kualitas, bersaing dengan Jawa Timur, keduanya saling salip-menyalip, satu, dua. Jadi koperasi di Jawa Tengah tidak kalah penting selalu unggul di atas koperasi konvesional,” katanya lagi.
Alokasi penyaluran dana LPDB-KUMKM tahun 2017 mencapai Rp 1,5 triliun, akan dioptimalkan penyalurannya kepada koperasi sebesar 40 persen atau Rp 600 miliar serta bagi UKM baik langsung maupun melalui lembaga perantara sebesar Rp 900 persen atau 60 persen. Dari alokasi tersebut, sebesar Rp 450 miliar dialokasikan untuk pola syariah.
Sekedar informasi, sejak tahun 2008 sampai 2017 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 8,49 triliun kepada 1.014.078 UMKM melalui 4.300 mitra yang terdiri dari para pelaku koperasi dan UKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp. 1,4 triliun disalurkan dengan pola syariah.
Menyoal Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), lanjut Braman, sangat membantu sekali dalam penyaluran LPDB-KUMKM. Saat ini, baru 19 BLUD yang sudah beroperasi, 5 BLUD di tingkat provinsi, dan sisanya di Kabupaten/Kota. “Jadi dengan BLUD menjadi kepanjangan tangan dalam penyaluran LDPB-KUMKM,” ungkapnya. (Agus Y)