“Pencanangan dan pelaksanaan sekolah lansia standart I dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan tersebut dan sebagai salah satu bentuk pendampingan bagi anggota kelompok BKL dalam meningkatkan keterampilan lansia menuju lansia tangguh, aktif, mandiri, dan produktif,” jelasnya.

Wawali berharap dengan adanya pencanangan sekolah lansia Kelompok BKL Delima 123 ini juga akan menjadi contoh bagi pengembangan-pengembangan 131 BKL-BKL lain di Kota Yogyakarta dalam menciptakan, mengkaji, dan meningkatkan BKL, menjadi BKL yang unggul.

“Sekaligus sebagai inspirasi untuk membentuk BKL-BKL yang baru, agar pengembangan kegiatan dan pemberdayaan lansia dapat lebih meningkat dan lebih meluas di Kota Yogyakarta,” katanya.

Sementara itu Kepala BKKBN DIY, Shodiqin mengatakan sekolah lansia ini seperti kegiatan penyuluhan, namun dilengkapi dengan kurikulum yang jauh lebih tertata

“Sekolah lansia ini akan diadakan sebanyak 10 pertemuan, untuk waktunya kami serahkan kepada pengurus BKL Delima 123,” ujarnya.

Selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, lanjutnya, para lansia akan dibekali tips untuk menjadi lansia yang tetap produktif, meski telah menapak usia senja, sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemkot Yogyakarta.

“Materi yang diberikan setiap bulannya berbeda-beda, mulai dari tata cara menjaga tubuh untuk tetap bugar hingga cara memanajemen emosi,” bebernya.

Shodiqin berharap dengan adanya sekolah lansia ini dapat menjadikan lansia bisa tetap bahagia, produktif kemudian bisa merawat dirinya sendiri.

“Kami berharap lansia-lansia yang sudah mengikuti kegiatan ini dapat menjadi motivator untuk lansia yang lainnya dan mewujudkan lansia tangguh di wilayah Kelurahan Purbayan,” ungkapnya.