BANTUL, MENARA62.COM — Progam Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KPI UMY) dan Fakulti Kepimpinan dan Pengurusan, Universiti Sains Islam Malaysia (FKP USIM) menggelar kuliah tamu, secara Daring, Sabtu (27/3/2021). Kuliah tamu atau Guest Lecturer ini menghadirkan Prof Dr Basyouni Ibrahim Abdelhalim Hamada, Guru Besar Mass Communication and Public Opinion Department of Mass Communication Qatar University.
Ketua Program Studi KPI UMY, Twediana Budi Hapsari PhD mengatakan kuliah tamu ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan networking. “Tidak hanya untuk mahasiswa tetapi juga dosen agar mereka bisa berkalaborasi lebih jauh di masa depan,” kata Twediana Budi Hapsari kepada Nurul Mutiah Parawangsah, mahasiswi IPICOM UMY seusai acara.
Lebih lanjut Twediana mengatakan Guest Lecturer yang dilakukam melalui aplikasi Microsoft Teams diikuti 295 peserta dari Indonesia, Malaysia dan Qatar. “Guest Lecturer adalah agenda Prodi untuk mendatangkan pakar komunikasi dunia agar memberikan kuliah di Prodi KPI UMY,” kata Twediana.
Sedang Fahmi Ilmi Rafiqi, mahasiswa International Program of Islamic Communication (IPICOM) UMY angkatan 2018 mengatakan merasa senang dapat mengikuti kuliah tamu yang menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Kesempatan ini merupakan sarana untuk mengasah kemampuan dirinya dan teman-teman KPI secara umum.
Fahmi berharap KPI UMY dapat menyelenggarakan seminar-seminar serupa di masa datang. Sehingga kemampuan mahasiswa bisa berkembang, bukan hanya tingkat lokal atau nasional, tetapi internasional. Selain itu, topik yang dipilih pun yang sangat filosofis, mendalam, dan menarik.
“Saya tidak memungkiri bahwa mahasiswa-mahasiswa belum tentu paham semuanya karena terkendla Bahasa Inggris. Selain itu, pembahasanya sangat mendalam sehingga materi ini lebih cocok untuk dosen,” ujarnya.
Sementara Prof Basyouni Ibrahim Abdelhalim Hamada mengemukakan tema kuliah ‘Islamic Worldview as a Model for Westernizing Journalism Studies and Profession.’ Prof Basyouni mengemukakan sudah saatnya untuk mengembangkan hybrid worldview yaitu suatu paradigma baru untuk de-westernize studi dan profesi jurnalistik.
“Paradigma baru ini menggabungkan pandangan dunia Barat dan Islam. Selama ini, paradigma Barat sangat dominan. Sehingga cendekiawan Muslim dan Arab memiliki suara terlemah dalam wacana ini,” kata Basyouni.
Reporter : Nurul Mutiah Parawangsah
Editor : Heri Purwata