JAKARTA, MENARA62.COM– Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali menganugerahkan Penghargaan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie atau 2017 ke-10 pada Selasa, (15/08). Penghargaan ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengatakan, peraih penghargaan ini dipilih melalui penilaian yang didasarkan pada azas-azas inovasi yang terdiri dari azas penemuan (invention), kreatif, efisien dan efektif, nilai tarnbah dan azas manfaat serta 10 poin kriteria penilaian.
“Setelah melalui seleksi yang ketat sesuai kriteria penilaian tersebut, maka Penganugerahan penghargaan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie atau Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) yang ke-10 ini diberikan kepada saudara Ir. Ibnu Susilo dengan karya teknologi dan inovasinya yaitu: Fin Komodo,” papar Kepala BPPT dalam Siaran persnya.
Ibnu Susilo yang juga CEO FIN Komodo ini menyebut bahwa mobil yang dibuatnya ini atau FIN Komodo adalah kendaraan Offroad Utility Vehice yang digunakan sebagai alat transportasi pada daerah non infrastruktur. Kendaraan ini sangat lincah, nyaman, aman, ekonomis, efisien dan mudah perawatannya.
Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 Km dapat dilalui dalam 6 – 7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat berada didalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari untuk operasi perjalanan siang hari.
“Untuk kondisi jalan dengan kemiringan 45° dan berlumpur dapat dilalui dengan mudah dan aman, serta tanjakan turunan yang ekstrem tidak ada masalah. Untuk kondisi semak – semak (yang belum ada jalan), maka FIN Komodo dapat berfungsi sebagai kendaraan perintis untuk pembuka jalan, sehingga akan sangat efisien dan menghemat waktu dalam bekerja,” rincinya.
Diungkap lebih lanjut, awalnya mobil besutan Ibnu ini hanya bisa produksi setahun satu unit. Setelah bersama sebagai tim, kemampuan produksi meningkat. “Tiga hari bisa jadi satu unit kendaraan fin komodo,” ucapnya bangga.
Ibnu pun lantas berharap kedepan Bangsa Indonesia sudah dapat memiliki Industri Otomotif sendiri yang mandiri untuk bangsa Indonesia.
“FIN Komodo memiliki design single platform serta dapat dimodifikasi untuk berbagai misi operasi, khususnya pada daerah tertinggal, pedesaan, perkebunan, kehutanan, pertambangan, TNI / Polri, misi kesehatan, tujuan rekreasi, dan fungsi lainnya yang dapat disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia,” tutup Ibnu.