31.3 C
Jakarta

Kualitas Bata Merah Pengaruhi Kekuatan Bangunan

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Kualitas batu bata merah memengaruhi kekuatan dinding bangunan rumah. Selama ini, masih banyak produsen batu bata merah yang asal-asalan sehingga membuat dinding mudah runtuh saat terjadi gempa bumi.

Itulah latar belakang lima mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penelitian untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 2017. Lima mahasiswa tersebut adalah Fitria Fathlarahma Dewi, Siti Hardiyanti Hastuti, Nur Fitri Kusuma Tirta, Ariq Naufal Anam dan Itsna Amaliatun Khasanah.

Dijelaskan Ketua Tim PKM, Fitria Fathlarahma Dewi, gempa bumi di Indonesia yang terjadi di beberapa daerah terutama di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 lalu, menyebabkan runtuhnya bangunan di sekitar pusat gempa. Hal ini karena masih banyaknya rumah yang dibangun tanpa perhitungan struktur yang benar.

Ketika terjadi gempa, kata Fitria, banyak penduduk meninggal akibat tertimpa dinding rumah. “Karena itu, kami mencoba meneliti untuk mengetahui karakteristik batu bata lokal yang dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian kegagalan bangunan yang menggunakan struktur dinding batu bata,” jelas Fitria di Kampus UMY, Rabu (26/7/2017).

Lebih lanjut Fitria menjelaskan, permasalahan mendasar yang terjadi di lapangan adalah tidak terkontrol dengan baik mengenai kualitas bata merah. Sehingga perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri maupun penambahan dengan bahan lainnya.

“Produsen batu bata merah biasanya membuat bata tidak menggunakan kaidah yang sudah diatur dalam peraturan-peraturan yang berlaku. Jika ini dibiarkan terus menerus akan menjadi sebuah permasalahan pada konstruksi rumah masyarakat ketika terjadi gempa bumi,” ujarnya.

Berdasarkan evaluasi sifat fisik dan mekanik batu bata merah produk warga Kabupaten Bantul, Fitria mengatakan batu bata yang baik memiliki kekuatan menahan beban tekan. Selain itu tidak terdapat cacat atau retak-retak pada permukaannya, tepi batu bata merah tajam, penyerapan airnya memenuhi persyaratan, serta kandungan garam kecil atau tidak mengandung garam.

“Bata dengan kandungan garam yang tinggi secara langsung akan berpengaruh pada lekatan antara bata dengan mortar pengisi. Di mana dengan terganggunya lekatan antara bata dan mortar pengisi yang justru akan menurunkan kualitas batu bata,” katanya.

Penelitian yang dilakukan pada 15 lokasi pembuatan batu bata di Kabupaten Bantul tersebut diharapkan dapat mengetahui mutu bata merah. “Penelitian dengan cara pemeriksaan sifat fisik dan mekanik batu bata merah. Ini sebagai langkah yang dapat dilakukan untuk perbaikan kualitas bata merah,” harapnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!