27.8 C
Jakarta

Kuatkan Link and Match dengan Dunia Industri, Kemendikbud Ubah Kurikulum SMK

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Untuk lebih memunculkan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap ubah kurikulum SMK. Hal tersebut disampaikan Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto pada Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Vokasi: Memperkuat Link dan Super Match yang digelar di Kota Yogyakarta, Kamis (4/2/2021).

“Ada lima aspek yang mengalami perubahan dalam kurikulum SMK. Hal ini kita lakukan agar muncul link and match lebih muncul,” kata Wikan.

Adapun lima aspek yang mengalami perubahan tersebut pertama mencakup perubahan seluruh mata pelajaran (mapel). Dalam model pendidikan vokasi, hal-hal yang bersifat akademik dan teoritik hanya mendapatkan porsi yang jauh lebih kecil. Pendidikan vokasi harus lebih memperbanyak praktik di lapangan.

Wikan mencontohkan mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia, mata pelajaran tersebut akan berubah menjadi matematika terapan dan bahasa Indonesia terapan. “Jadi harus benar-benar terapan. Tidak lucu kalau mahasiswa memperoleh nilai Bahasa Indonesia 9 tetapi faktanya tidak bisa berkomunikasi,” jelasnya.

Kedua, menyangkut aspek mengawinkan kurikulum pendidikan SMK dengan perguruan tinggi. Kebijakan SMK Fast Track memungkinkan lulusan SMK bisa menempuh pendidikan vokasi selama tiga semester atau setara studi Diploma 2. Skema ini meniru kurikulum pendidikan vokasi yang diterapkan di Jerman dan Jepang.

Perubahan ketiga adalah menyiapkan mata pelajaran sesuai project base learning dan ide kreatif kewirausahaan selama 3 semester.

Lalu keempat adalah menambah mata pelajaran pilihan. Contohnya siswa jurusan teknik mesin dapat mengambil mata pelajaran marketing.

Sedang aspek kelima adalah penerapan kurikulum wajib di tiap semester, seperti kurikulum pembangunan desa dan pengabdian masyarakat.

Diakui Wikan, seluruh perubahan aspek tersebut bertujuan menjadikan anak vokasi mencintai proses belajarnya. Karena harus menghadapi tantangan baru. Sehingga siap untuk belajar hal baru.

Perubahan tersebut lanjut Wikan sekaligus mendukung program Kemendikbud tahun lalu, CoE 2020. Tahun ini diluncurkan pula program SMK Pusat Keunggulan (PK), yakni penyempurnaan SMK CoE dengan melibatkan perguruan tinggi vokasi untuk membina SMK.

Menurutnya pendidikan vokasi merupakan jenis pendidikan yang cocok dengan dunia kerja masa kini. Pendidikan vokasi selalu identik dengan perubahan masa depan. “Ini jawaban kita atas tantangan di masa depan terkait bonus demografi generasi muda,” tutup Wikan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!