MALANG, MENAA62.COM — Kuliah perdana Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendatangkan ahli Smart City dari Khon Koen University Dr Narin Jaroensappayanon. Ia diminta mengupas tentang pengembangan smart city sebagai konsep berkelanjutan. Narin memberikan kuliah perdana bagi mahasiswa semester 6 dengan tema Development Smart City as a Concept For The Sustainable, pada Kamis (1/3/2018), seperti dilansir situs http://www.umm.ac.id/.
Sementara Antara melansir, Kepala Program Studi Ilmu Pemerintahan UMM, Salahudin di Malang, Jumat (2/3/2018) mengemukakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswanya dengan mendatangkan Dr Narin Jaroensappayanon.
“Harapannya kehadiran pemateri dari Thailand tersebut dapat memberikan berbagai pandangan baru tentang ‘smart city’ bagi mahasiswa. Karena perkembangan ilmu luar biasa. Oleh karenanya kami mengundang tamu dari luar negeri untuk berbagi,” katanya.
Menurut dia, kehadiran Dr Narin tidak sekadar kuliah tamu, ada target khusus yang ingin dicapai usai diselenggarakannya acara itu, yaitu mahasiswa punya semangat untuk “sign in” dalam program pertukaran di Thailand, khususnya di Khon Koen University selama satu semester atau satu bulan.
“Kalau ‘exchange’ sekitar satu sampai dua minggu, sedangkan ‘sign in’ itu kita bisa satu bulan, satu semester dan nanti ada regulasi jurusan dan universitas untuk transfer kredit dengan mata kuliah yang ada di sini,” katanya.
Salahudin menerangkan, pada tahun lalu, saat ia berada di Thailand, telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman Jurusan Ilmu Pemerintahan UMM dengan Khon Koen University. Kedepan, kerja sama juga akan dikembangkan dengan beberapa negara di Eropa, Amerika, dan RRT.
Narin menyampaikan beberapa hal, salah satunya tentang praktik “smart city” di negara-negara tetangga, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Selain menjalin kerja sama dengan Thailand, UMM juga menjalin kerja sama di berbagai bidang dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri, seperti Tiongkok, Australia, Taiwan, Amerika, serta beberapa negara dari Timur Tengah. Kerja sama tersebut, di antaranya pertukaran mahasiswa dan dosen serta penelitian bersama.