TASIKMALAYA, MENARA62.COM – Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan berpesan santri Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya agar selalu menjaga amanah dengan menghormati guru. Hal itu disampaikan Buya Amirsyah saat melakukan kunjungan ke Ponpes Amanah Muhammadiyah, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kemarin.
“Jangan juga mneyalahgunakan ilmu dan pengetahuannya yang diperoleh selama belajar di ponpes,” katanya.
Menurutnya kemunduran ummat ada dua penyebab utama. Pertama, karena ummat jauh dari ilmu pengetahuan atau malas belajar atau punya ilmu tapi tidak mengamalkan. Dan kedua, sibuk menumpuk harta kekayaan sehingga lupa berbuat kebajikan untuk umat dan bangsa.
“Adik-adik harus bangga dan bersyukur bisa menamatkan Pendidikan di pesantren ini. Jadikan ilmu sebagai bekal dunia dan akhirat. Mengutip istilah ketua PWM Jawa Barat Bapak Kiyai Suhada, hendaknya kita berjuang dan bersungguh-sungguh di jalan Allah, sehingga kaya di dunia, mati masuk surga,” jelasnya.
Selanjutnya Buya Amirsyah berpesan untuk memajukan amal usaha Muhammadiyah, diantaranya pembangunan mesjid pesantren yang belum selesai. “Maka tugas kita adalah memindahkan harta dan kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang kaya untuk didistribusikan kepada rakyat, termasuk memindahkan uang dari orang kaya ke mesjid Muhammadiyah ini,” tambahnya.
Buya Amirsyah menegaskan jika kita yakin dan berjuang dengan ilmu serta jaringan, maka tidak ada yang mustahil. Sebagai contoh ada lembaga zakat di Jakarta dengan platform digital bisa dapat Rp1 M per hari.
Oleh sebab itu pengembangan pesantren ini sejalan dengan visi MUI antara lain mewujudkan Khaira Ummah (Ummat Terbaik). Untuk mencapai visi tersebut, ada 3 misi utama intinya, Pertama, menggerakan kepemimpinan kelembagaan. Kedua, amar makruf nahi mungkar. Ketiga, persatuan ummat atau ukhuwah islamiyah
Untuk itu walau umat saat ini diterpa isu, diadu domba, ummat tetap harus konsisten mendukung MUI karena 70 ormas yang bergabung dalam MUI tetap kompak dan bersatu untuk memajukan bangsa dan negara.
“Jangan khawatir dan jangan cemas, beri kabar gembira, bahwa surga jannatul naim menanti jika kita berbuat kebaikan dan menolong agama Allah, jabatan di dunia hanya sementara,” pesannya.
Di akhir ceramah Ocep Bambang Satria kelas 12 mengajukan soal ketika banyak info di media yang menyuarakan perpecahan, maka umat Islam harus konsisten menjalankan Islam, bagaimana cara agar bisa memfilter mana cerita yang benar dan mana yang bohong. “Mereka ingin ummat islam terpecah belah, seperti lebaran, dia ingin ummat terpecah, saya percaya semua benar tapi bagaimana memfilter mana yang benar dan yang sala: QS Alhujurat ayat 6
Kalau ada orang fasik bawa berita, periksa apa yang disampaikan, jangan sampai lalai dan akhirnya terjadi kegaduhan,” katanya.
Yaman dan Afganistan terjadi perang saudara gara-gara percaya berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Fatwa MUI haram menyebarkan berita bohong dan fitnah serta wajib menyebarkan berita yang benar.
“Tamat dari pesantren, silahkan lanjutkan ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jangan salah memilih PT, Muhammadiyah memiliki 167 PT. Kalau bukan warga Muhammadiyah yang membesarkan PTM siapa lagi, maka ranting dan cabang harus membesarkan PTM. Di tengah persaingan pasar, PTM bisa tumbuh dan bersaing,” pungkas Buya Amirsyah mengahiri ceramahnya.
Hadir Mudir KH. Arif Somantri M.Ag Pesantren Al Amanah mngharapkan silaturrahmi ini memberikan pembekalan karena waktu dekat anak pesantren menjadi alumni pesantren Muhammadiyah dan hadir juga Ketua PWM Jabar Ir. Suhada.