LUMAJANG, MENARA62.COM – Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) menyiagakan 3 RS dan 13 Puskesmas untuk memperkuat layanan kegawatdaruratan di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Eka Jusuf Singka selaku Kepala Pusat Krisis Kesehatan dalam Konferensi Pers Perkembangan Pasca Erupsi Gunung Semeru, yang turut dihadiri Kapusdatinkom BNPB, Kepala Badan Geologi ESDM, Sekretaris Jenderal PMI, Kepala Pusat PVMBG Badan Geologi, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Koordinator BKMG Jawa Timur serta Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang.
“RS yang berperan aktif adalah RSUD Pasirian, RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara dengan didukung oleh 13 Puskesmas dan 5 Puskesmas di perbatasan,” kata Eka, dalam keterangan persnya, Selasa (7/12/2021).
Penyiapan RS rujukan juga diperluas hingga ke Kota Malang. Rumah sakit-rumah sakit swasta di sekitar lokasi erupsi termasuk di RS Kepanjen dan RS Wava Husada rencananya akan digunakan sebagai rujukan bagi korban luka bakar dibawah 20% dan RS Saiful Anwar Malang untuk rujukan korban trauma inhalasi berat.
Selain itu, Puskris Kemenkes juga menyiapkan pos-pos kesehatan di sekitar lokasi pengungsian. Saat ini total 4 pos pengungsi yang didirikan di kecamatan Tronojowo dan Candipuro. Setiap pos tersebut ada pos kesehatan yang telah melaksanakan pelayanan kesehatan dan saat ini tercatat ada 77 orang yang menjalani perawatan di tenda tersebut.
Menunjang pelayanan medis yang efektif dan efisien bagi petugas maupun waega terdampak, Pusat Krisis Kesehatan bersama BNPB, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah menerjunkan tim pada Sabtu malam (4/12).
Mereka dibagi dalam 2 shift sesuai dengan tugas masing-masing. Mobilitasi diatur sedemikian rupa agar layanan kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
“Relawan medis sudah masuk, namun perlu koordinasi lebih lanjut karena Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang selaku komandan bidang kesehatan tengah menyusun suatu cara agar tenaga kesehatan bisa masuk secara bertahap sehingga tidak menumpuk,” katanya.
Selain itu, Puskris juga telah mendistribusikan logistik dan peralatan kesehatan mulai dari masker bedah, masker anak, masker N95, masker kain, tenda, velbed, ventilator, tabung oksigen, regulator tabung oksigen, hand scoon, handsanitizer, penjernih air cepat, kantong sampah, dan kantong sampah medis.
Dilaporkan logistik telah tiba pada Minggu pagi (5/12), dan siap didistribusikan ke fasyankes untuk memenuhi kebutuhan petugas serta warga terdampak.
“Logistik kesehatan akan dipusatkan di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, untuk itu RS, Puskesmas serta pelayanan kedaruratan di tenda darurat diminta untuk segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,” terangnya.
Saat ini, Pusat Krisis Kesehatan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Pusat Krisis Kesehatan Regional Surabaya Persatuan Ahli Bedah Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, NTMC, NU dan PMI dan seluruh LSM yang bekerja di bidang kesehatan mengenai langkah-langkah mitigasi kedepannya terutama dalam hal mobilisasi tenaga kesehatan dan logistik.